Minggu, 28 Februari 2021

Mengisi Diary Februari 28 Hari

Hari ini akhirnya datang juga. Hari ke-28 di bulan Februari berarti sudah ke-28 juga aku menulis di blog ...dan sudah kuposting  pula 27 tulisan di blog YPTD sebagai blog panitia. Ah...akhirnya sampai di pengujung lomba. 

Rasa penasaran ingin mengalahkan tantangan apakah aku mampu menulis setiap hari di blog, akhirnya tinggal menunggu detik-detik apa yang kutulis di halaman ini  berakhir pada kalimat terakhir yang nanti kutulis. Lega rasanya meski tak berharap menang dalam lomba, setidaknya aku mampu mengalahkan kemalasan diri sendiri tidak untuk tidak menulis di blog ini. 

Aku tahu diri bahwa sebagai penulis yang masih sangat pemula, banyak hambatan untuk bisa eksis dan konsisten menulis, minimal satu dua paragraf saja sehari dan diposting di blog. Apalagi ikut lomba dimana pesertanya adalah blogger-blogger ternama dan sudah mempunyai follower pembaca hingga ribuan. Jangankan puluhan, ditengok dan dikomen di kolom komen saja sudah senang banget rasanya. Apalagi komennya bagus, memberi masukan, ini membuat semangat untuk menulis. 

Mengalahkan kemalasan menulis

Ajang lomba Menulis Blog PGRI memberi banyak pelajaran pada diri sendiri. Selain memotivasi aku untuk menulis dan meramaikan blog sendiri, setidaknya ada hikmah lain yang bisa kuambil dan menginspirasi pada tulisan-tulisan yang sudah kutulis di 27 hari kemarin. 

'Ngemil' tulisan meminjam istilah dari Dr. Ngainun, membiasakan menulis setiap hari ternyata asyik juga. Setiap hari mencoba menemukan tema yang pas untuk bisa dijadikan tulisan, merangkai kalimat membentuk paragraf, membuat judul yang menarik dan banyak lagi yang berkecamuk campur aduk di otak untuk melahirkan satu tulisan. 

Berharap apa yang kutulis akan dikunjungi, atau paling tidak judul akan dilirik mata orang yang membuka blog pribadi maupun blog YPTD. Setidaknya ini akan menjadi catatan perjalananku, menjadi 'diary' untuk bisa kuwujudkan menjadi sebuah buku, dan tentu saja akan menjadi kilas balik saat aku ingin mengenang tulisan dan opiniku sendiri di bulan Februari ini. Karena apa yang kutulis dalam 28 hari ini memang diary bagi aku.

'Istiqomah' menulis meminjam istilah Bu Kanjeng, membuat aku terus berusaha mengasah indera di sekelilingku untuk bisa kutuang menjadi coretan kata yang renyah untuk dibaca. Meski disibukan dengan pekerjaan rutinitas aku tetap menyempatkan diri memegang laptop untuk menuntaskan tulisan.


Silaturahmi mengasah kompetensi

Ramainya tulisan yang diposting di blog YPTD membuat aku tergelitik juga untuk 'blog walking' ke blog tetangga. Membaca tulisan para blogger, mengamati meniru memodifikasi (ATM) pun aku lakukan. Dari sini aku banyak belajar, mengedit tampilan blog, menyisipkan gambar dan video, menemukan kata dan istilah baru, menambah perbendaharaan kata, mengembangkan imajinasi dan mencoba menuang kembali versi aku. 
'Tak perlu malu' ini istilah aku untuk memotivasi diri. Aku harus bisa. Aku punya kompetensi mengapa tak kuasah, mengapa tak berani kuungkap, mengapa harus malu. Toh ini blog aku, suka-suka aku mau mengisinya, orang boleh bicara, aku tetap berlanjut. He..he..he..cuek aja.

Mewujudkan mimpi menerbitkan buku

Setelah terkumpul 28 tulisan, 28 judul punya keinginan untuk menerbitkan buku, agar tulisan di blog bisa didokumentasi dan bisa dinikmati kapan saja oleh siapa saja, tanpa harus membuka blog aku. Menerbitkan buku menjadi obsesi yang mungkin bagi sebagian orang hal biasa namun luar biasa bagi aku karena ini buku kedua yang bersejarah. Mengapa? Ya ini sebuah prestasi bagi aku sendiri dan mungkin seumur hidup, membuat buku dalam waktu yang singkat dan syukur-syukur gratis bisa terbit di YPTD. He..he.. sekali merengkuh dayung dua tiga pulau terlampaui. Selain mendapat sertifikat kebanggaan, bisa juga untuk penilaian angka kredit. Ngiras ngirus istilah dalam Bahasa Jawa.

Mendapat banyak teman

Selain keuntungan fisik berupa buku gratis ada kepuasan batin tersendiri dari ikut lomba ini, salah satunya adalah mendapat banyak teman dari saling memberi komen. Mungkin juga tidak hanya saling menukar link blog tapi bisa juga saling berkenalan lebih jauh dan saling berbagi ilmu dan pengalaman. Karena peserta lomba memang guru, bisa juga kepala sekolah atau pengawas. Dan tulisan-tulisan mereka kompetitif, menarik, menginspirasi, memotovasi, sayang untuk dilewatkan. 


Akhirnya, inilah kalimat terakhir yang kutulis di Diary Februari 28 Hari, sebuah kalimat untuk merefleksi diri.  Selamat aku telah mengalahkan tantangan menulis setiap hari di blog dan mengalahkan kemalasan. Semoga ini tidak hanya di Februari saja tapi berlanjut ke lain hari.

Jumat, 26 Februari 2021

Aku Cinta Profesiku

Seperti biasa, pagi ini sebelum kami melaksanakan rutinitas tugas negara mencerdaskan kehidupan bangsa, kepala sekolah memberikan santapan 'briefing' pagi. Tema briefing kali ini adalah mensyukuri apa yang telah kita miliki. 

Mensyukuri apa yang telah kita miliki pada semua yang dianugerahkan dari Sang Maha Pemberi kepada kita berupa kesehatan, rezeki, keluarga tercinta, teman-teman dan semua kenikmatan  yang tidak bisa kita hitung. Maka cara mensyukurinya salah satunya adalah mengisi setiap waktu yang ada dengan ibadah mencari keridloan Allah SWT. Bentuk ibadah bisa dengan bekerja, terlebih sebagai guru yang mendidik maka ilmu yang bermanfaat akan terus mengalir sebagai amal jariyah kelak bila kita sudah tiada. 

Sebagai seorang guru yang mengabdi sebagai aparatur negara (ASN) bagaimana bentuk rasa syukur kita, tentu bekerja dengan sebaik-baiknya sesuai tupoksinya. Beberapa bentuk sikap yang harus kita jalani  yaitu :

  1. Cinta. Mencintai pekerjaan kita, apapun profesinya akan membuat kita semangat dalam bekerja, sehingga tugas yang diberikan akan  terselesaikan dengan baik. Maka bekerjalah dengan cinta karena dengan cinta akan terasa ringan dan bahagia.
  2. Integritas : satu kesatuan. Bila kita bekerja dalam suatu instansi atau perusahaan, maka integritas ini penting. Integritas yang tinggi akan membawa kemajuan instansi atau perusahaan untuk mewujudkan visi dan misinya.
  3. Disiplin. Sebagai seorang pendidik, tentu sebelum menanamkan kedisiplinan pada siswanya, kita sudah memberi contoh dan sudah membiasakan diri untuk disiplin pada aturan yang berlaku dimana kita bekerja, tepat waktu kerja, tepat waktu dalam penyelesaian tupoksi dan tepat waktu mengajar. Aturan tidak menjadikan hal yang membelenggu tetapi menjadi pedoman agar hidup kita bisa tertata.
  4. Loyalitas. Ada pepatah "Dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung" yang artimya kita harus menghormati adat istiadat  dimana kita tinggal. Lebih dari itu saya mengartikannya di manapun saya berada, di mana saya tinggal, dimana saya bekerja,  tempat di situlah tempat terbaik saya. Maka saya terima dengan penuh rasa syukur dan saya harus memberi yang terbaik.
  5. Kreativitas. Persaingan di dunia kerja begitu besar. Bagi yang bisa menciptakan ide dana peluang baru tidak akan tertinggal dan memiliki kesuksesan. Maka di dunia pendidikan pun kita dituntut untuk kreatif dalam menciptakan inovasi baru dalam pembelajaran, bukan untuk bersaing tetapi untuk meningkatkan kompetensi kita. Orang-orang yang dipromosikan naik jabatan atau kenaikan pangkat tentu dinilai dari prestasinya.
  6. not passionless: cuek atau tidak peduli. Satu hal penting yang harus kita hindari adalah sikap passionless atau cuek. Sikap ini membuat kita tidak bisa berkembang dan tidak akan disukai teman sejawat kita. Sikap masa bodoh ini akan menghambat karier dan prestasi kita. Maka, dimanapun kita berada jadilah pribadi yang ramah dan 'smart' sehingga akan disukai banyak orang.
Wah ..sungguh luar biasa wejangan pagi ini, mengingatkan sekaligus merefleksi diri kita, apakah sudah menjadi pegawai dan pendidik yang baik. Bila kita mencintai profesi kita sebagai guru dan bersyukur dengan apa  yang sudah Allah anugerahkan kepada kita, maka wajiblah kita untuk mengemban amanah seperti yang disampaikan oleh bapak kepala sekolah. 

Dalam hati saya mencamkan semua nasihat yang beliau sampaikan pagi ini. Sangat bermakna dan wajib hukumnya untuk saya jalankan, karena aku mencintai profesiku, maka aku harus menjalankan dengan sepenuh hati dan kuniatkan untuk beribadah. Semoga.

Dari Belajar Menulis Menuju Belajar Bicara

Pemateri malam hari ini  dari pelatihan Belajar Bicara PGRI adalah seorang penulis  hebat, buku best seller "Man Jadda Wajada" Akbar Zaenuddin  dan seorang trainer motivator. Buku beliau laris salah satunya disebabkan karena beliau ikut menjual dengan 'pandai ngomong' dalam seminar ke seluruh pelosok kota di . Indonesia. Malam ini beliau membagi pengalaman bagaimana menjadi pembicara yang sukses di depan kelas. Berikut ini resume kuliah dari Akbar Zaenuddin. Yuk disimak...

Hal-hal penting untuk menjadi pembicara hebat menurutnya adalah : 

  1. cinta pekerjaan. Kalau kita bekerja tapi memiliki beban, maka tidak akan bahagia. Sebaliknya kala  kita mencintai pekerjaan kita, maka segalanya akaan terasa ringan mienyenangkan. Ketika kita bicara dengan penuh cinta, energi akan keluar sehingga orang yang kita ajak bicara, dia akn mau bergerak seperti yang kita  harapkan.
  2. perkuat kelebihan kita. Bila kita sudah memiliki kompeten maka tambahlah kompeten yang lain yang memberi nilai lebih dan ciri khas misal menggunakan media lebih bervarias[.
  3. bangun kepercayaan diri. "Man jadda wajada" Bismillahi rohmanir rohim, kalau kita bersungguh-sungguh, apa yang kita inginkan berhasil. 
  4. berlatih. Kita bisa minta tolong teman untuk melihat kita saat berlatih, atau bisa merekammnya lalu kita perbaiki kesalahan dan kekurangnnya.
  5. punya mentor, untuk memperbaiki dan memberi masukan ke kita. 
Ketrampilan public speaking menurut Akbar Zaenuddin ada 5 yaitu :
  1. voice : intonasi suara. Atur tempo dan kecepatan suara, gunakan variasi intonasi suara dari pelan, cepat, bertekanan atau menguatkan
  2. body language : bahasa tubuh. Mimik muka, tatapan mata, mendengarkan dan memperhatikan, gerakan tangan dan gerakan tubuh. Senyaum tulus ikhlas, tinggalkan semua beban, hindari muka masam/cemberut. Pandang mata public dengan ramah dan besahabat, jaga kontak mata, sapu pandangan ke seluruh ruangan jangan hanya satu sudut, mendengar dan pusatkan perhatian apa yang mereka katakan, 
  3. gerakan tangan, biarkan tangan bergerak rileks. Gerakan membantu mengekspresikan perasaan kita.
  4. media. Media akan membantu kita dalam menyampaikan materi dan mencapai tujuan.
  5. delivery : kemampuan menyampaikan materi bisa dilihat dari 3 menit pertama, apakah audience mau mendengarkan apa tidak, dan 3  menit pertama harus mampu menarik perhatian audiens, buat mereka happy dan tertawa bersama. Bila audiens kita adalah siswa-siswi kita, maka kita harus bisa menghidupkan ruangan, berinteraksi dengan mereka.
Terkait dengan bukunya yang menjadi best seller, berikut sesi tanya jawab peserta dengan narsum.
  • Tanya : Kita merasa sudah berusaha maksimal, tetapi belum berhasil. Bagaimana solusinya agar tetap semangat? Jawab : Kita harus yakin bahwa Allah akan memberikan yang terbaik bagi kita. Kita sudah serius  melakukan sesuatu, di tengah jalan tiba-tiba berhenti dengan macam-macam alasan, ini menandakan kesungguhan kita belum maksimal. Yakinlah Allah belum memberikan sesuatu tanpa memberikan ujian. Kalau kita sungguh-sungguh, yakin Allah akan mengabulkan permintaan kita.
  • Bagaimana memotivasi orang untuk mengubah mindsetnya? Kalau kita ingin orang lain menghargai kita, kita harus menghargai diri sendiri dulu. Kalau kita ingin orang lain menyayangi diri kita, kita sayang dri sendiri dulu. Jadi kalau kita ingin mengubah mindset orang lain, kita harus mengubah mindset kita dulu. Sebelum orang lain melakukan kita melakukan, kita lakukan untuk diri  sendiri dulu. Biasanya dengan ucapan dan komunikasi dengan baik, dengan pendekatan, apa yang akan kita lakukan pada orang lain akan mudah.
  • Bila membawakan acara non formal kita bisa santai tapi bila membawakan acara resmi kenapa grogi, Apa yang harus dilakukan? Acara formal dan acara non formal memang berbeda cara penyampaiannya dan di acara formal memang dituntut perfect dan tidak boleh fatal. Untuk menghindari kesalahan maka kita dapat membuat ringkasan atau catatan dan harus banyak berlatih.

Yok, teman-teman guru pembelajar hebat..kita perbaiki maindet kita, bahwa dengan bersungguh-sungguh apa yang kita usahakan, pasti berhasil. Bismillah. Kita harus yakin, "Kita pasti bisa"

Kamis, 25 Februari 2021

Pola Asuh Anak Bentuk Pribadi Anak


Anak ibarat pohon yang akan kita panen kelak kemudian hari, maka tanam dan rawatlah dengan baik. Jika  kita ingin anak sabar, berilah contoh menjadi oang tua yang sabar. Jika ingin anak jujur maka janganlah berbohong pada anak. Karena anak cenderung meniru apa yang dilakukan oleh orang tuanya. Ada pepatah yang mengatakan "buah jatuh tidak jauh dari pohonnya".

Anak terlahir dengan membawa garis kehidupan yang sudah dicatat sejak dia dalam kandungan umur 4 bulan saat ruh ditiupkan. Catatan rahasia yang hanya Allah SWT yang mengetahuinya, lahir mati jodoh dan umur. Bayi terlahir ibarat lembaran kertas putih bersih tanpa coretan. Orang tua adalah guru pertama bagi anak, dialah yang pertama kali mengasuhnya, akan mencoretkan dan mengisi kertas itu, dengan tinta hitam atau merah, atau warna lainnya. Akan dibawa kemana dan menjadi apa anak kita, kitalah pemegang kunci utama yang membentuk akhlak mereka.

Kepribadian dan akhlak anak juga dibentuk dari lingkungan dimana dia berada. Anak yang berada pada lingkungan yang keras, dia akan tumbuh menjadi pribadi yang keras, pemberontak dan pantang menyerah. Anak yang tumbuh di lingkungan yang penuh cinta dan kasih sayang akan tumbuh menjadi pribadi yang lembut, penyabar, penyayang dan bertanggung jawab. 

Memberi contoh dan menanamkan kedisiplinan anak tidak harus dengan bentakan dan teriakan. Mulailah dengan kalimat halus, kalimat sederhana yang bisa dimengerti anak. Berikan alasan mengapa ada hal yang tidak boleh dikerjakan dan boleh dilakukan dengan kalimat yang jelas, tanpa membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain. Karena pada hakikatnya anak tidak mau dibandingkan dengan orang lain, meskipun dengan saudaranya. 

Pola asuh anak adalah suatu proses yang ditujukan untuk meningkatkan serta mendukung perkembangan fisik, emosional, sosial, finansial, dan intelektual seorang anak sejak bayi hingga dewasa. 

Pola asuh permisif 

Menurut ahli, pola asuh anak jenis ini memberikan kebebasan pada anak untuk menyatakan dorongan atau keinginannya. tidak memberikan batasan yang tegas pada anak. Orang tua akan mengikuti apapun yang anak inginkan sehingga ia cenderung enggak memiliki keteraturan dan kemampuan untuk meregulasi diri. Jika anak melakukan kesalahan, orangtua dengan pola asuh ini jarang, bahkan tidak pernah memberikan hukuman.

Menurut ahli, dampak pola asuh permisif akan membawa pengaruh atas sifat-sifat anak, seperti: suka memberontak, prestasinya rendah, suka mendominasi.kurang memiliki rasa kepercayaan diri, kurang bisa mengendalikan diri.

Pola Asuh Otoriter

Dalam buku Raising Children In Digital Era, dikatakan bahwa tipe orang tua otoriter biasanya lahir dari pola asuh serupa yang diterimanya ketika kecil. Pola asuh anak jenis ini tidak memberikan ruang diskusi pada anak. Peraturan dibuat untuk mengontrol anak.  Anak harus patuh, dan bila melanggar maka konsekuensinya adalah hukuman, bahkan hukuman fisik.   

Menurut ahli, efek negatif dari hukuman fisik ini bisa berakibat buruk pada fisik dan mental anak yaitu membuat anak berperilaku agresif, tak percaya diri, dan pemalu.  Anak yang sejak kecil selalu dikontrol kehidupannya, ternyata tidak bahagia dan memiliki kesehatan mental yang rendah. 

Menurut ahli, dampak pola asuh otoriter akan membawa pengaruh atas sifat-sifat anak, seperti: tidak bisa mengambil keputusan sendiri, takut salah, tidak mempunyai kekuatan untuk mengatakan tidak, takut mengemukakan pendapat.

Pola Asuh Autoritatif

Pola asuh ini memberikan batasan perilaku yang jelas dan konsisten. Selain itu, pola asuh autoritatif tidak menggunakan kekerasan dalam mengasuh anak. Di sini, orang tua akan mendorong adanya diskusi dengan anak, memberikan kebebasan tapi juga memberikan kontrol. Anak akan diberikan kesempatan untuk mencoba dan bertanggung jawab pada pilihannya.

Dampak pola asuh autoritatif pada anak adalah, anak memiliki keterampilan sosial yang baik, terampil menyelesaikan permasalahan, mudah bekerja sama dengan orang lain, lebih percaya diri dan lebih kreatif.

Nah...teman-teman guru pembelajar, pola asuh anak yang disarankan adalah yang autoritatif, yang juga bisa kita terapkan dalam mendidik siswa kita di sekolah. Berikan kesempatan anak untuk berkreasi, menyelesaikan tugas yang kita berikan terutama tugas keterampilannya, latih siswa untuk berdiskusi, bekerja sama dengan temannya untuk menumbuhkan rasa percaya diri. Mari, kita tanamkan teladan yang baik untuk anak dan siswa kita.



Selasa, 23 Februari 2021

Mendidik Anak Cara Ali Bin Abi Thalib


Anak adalah buah hati dari kedua orang tuanya. Tidak ada orang tua di dunia ini yang tidak ingin anaknya berhasil di dunia dan juga di akhirat kelak. Karena anak akan menuntun kedua orang tuanya ke surga atau malah sebaliknya ke neraka. Anak adalah amanah yang diberikan dari Sang Maha Pemberi kepada kita, maka kita menjaga amanah dan menjalankan dengan sebaik-baiknya.

Banyak orang yang lalai dalam mendidik anak. Disibukkan dengan urusan dunia, mereka lupa bahwa mendidik anak dinomorduakan, urusan anak diserahkan kepada pengasuhnya atau asisten rumah tangga, sehingga ketika dewasa anak salah asuhan, menjadi seorang yang tidak berguna di masyarakat, atau bahkan menjadi seorang penjahat, penipu dan sebagainya yang tidak berakhlak mulia. Naudzubillahi mindhalik..

Dalam mendidik anak cara Islam banyak dicontohkan dalam Al Qur'an, misal dalam Al Baqarah (QS : 1 ayat 83) yang artinya "Dan janganlah kamu menyembah kepada selain Allah dan berbuat baiklah kepada kedua oang tua, kerabat, anak yatim dan orang miskin .."

Dalam Nisa (QS : 36) yang artinya :"..Dan berbuat baiklah kepada kedua orang    tuamu, karib kerabat, anak-anak yatim, tetangga dekat, tetangga jauh...Allah tdak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri.''

Mencuplik ceramah Ustadzah Aisyah Dahlan, bahwa mendidik anak cara Ali Bin Abi Thalib dengan rumus 7 x3 bisa dijadikan pegangan, yaitu :

  • 7 tahun pertama (0-7 tahun). Di masa tujuh pertama, adalah masa keemasan dimana semua akan menjadi contoh dan teladan bagi anak untuk bekal masa depannya. Selain perkembangan fisik, perkembangan otak, perkembangan mentalpun tumbuh dengan pesat.  Pada masa ini mulai ditanamkan pesan-pesan moral, adab berperilaku, larangan dan anjuran dengan memberi alasan yang benar, sehingga akan terpatri pada benak anak dua sisi menjadi pilihan, benar dan salah, baik dan buruk, boleh dan tidak.  Pada masa ini sangat disayangkan bila orang tua tidak menemani perkembangan anak, tidak memberikan pendidikan yang terbaik untuk anak, tidak meluangkan waktu untuk anak dan membiarkan anak tumbuh dengan sendirinya tanpa arahan dan bimbingan dari orang tua. Dengan alasan bekerja terkadang mereka lupa bahwa anak juga butuh perhatian tidak hanya makan sandang terpenuhi.

  • 7 tahun kedua (8-14 tahun). Ketika anak memasuki usia sekolah, tanamkan anak untuk belajar disiplin dalam hal, disiplin waktu, disiplin dalam mengerjakan tugas, ajarkan anak untuk mulai mandiri, sehingga dia akan terbiasa bertanggung terhadap diri sendiri. Beri nasihat bila anak melakukan kesalahan, dan berusaha mengerti apa yang dikeluhkan, jangan menghakimi hanya karena berseberang pendapat dengan kita. Kita harus pandai menempatkan diri sebagai sahabat manakala dia mulai curhat kesulitan yang dialami dan beri dukungan agar kuat menyelesaikan masalahnya. Usia remaja biasanya anak akan mengalami perubahan baik fisik dan mentalnya. Anak mulai kritis dan mulai mencari idolanya.

  • 7 tahun ketiga (15 - 21 tahun). Pada masa ini anak sudah memasuki tahap akhir dari perkembangan fisiknya. Dia mulai memasuki masa kedewasaan, sehingga ajak anak untuk bisa bermusyawarah, berdiskusi, bertoleransi dalam segala hal sebagai bekal kelak hidup bermasyarakat. Ajarkan anak untuk mulai membangun masa depan, bersosialisi dan membangun relasi dengan orang lain, karena kelak dia akan menjadi seorang pemimpin (imam). Meski demikian kita sebagai orang tua wajib mengarahkan dan memberi kebebasan yang bertanggung jawab pada anak.

Teman-teman guru pembelajar hebat, kita sebagai guru yang merupakan orang tua kedua bagi siswa kita, sudahkah kita menempatkan siswa kita layaknya anak kita sendiri? Karena kita diberi amanah dari walimurid saat menyerahkan anaknya ke sekolah, tidak hanya diajar supaya pintar tapi juga dididik supaya menjadi pribadi yang tidak salah asuhan, pribadi yang berkarakter, pribadi yang bertanggung jawab dan memiliki masa depan. Bila amanah ini kita jalankan, Insya Allah menjadi ladang amal untuk kita. 



Merdeka Belajar, Merdeka Berkarya dan Berimajinasi

Materi pembelajaran IPA  kelas VIII semester genap KD 7.1. tentang Tekanan Zat dan Penerapannya dalam Kehidupan Sehari-hari dibagi menjadi subbab yaitu a) Tekanan pada zat padat, b) Tekanan pada zat cair c) Tekanan pada zat gas d) Tekanan pada tumbuhan e) Tekanan darah manusia. Pada materi ini penilaian ketrampilan bisa kita ambil berupa penilaian praktik, penugasan,  sekaligus portofolio dari laporan siswa. 

Materi KD 7.1. kita upload di dalam forum Google Classroom (menggunakan akun belajar.id) dimana pada Forum tersebut kita menuliskan skenario pembelajaran secara runtut, petunjuk pelaksanaan pembelajaran daring mulai menyapa siswa lewat maya, penyampaian materi, petunjuk mengerjakan tugas, dan petunjuk mengerjakan soal atau kuis. 

Materi dan Kuis. Pada Tugas Kelas, kita menyampaikan materi, bisa menggunakan power point, video pembelajaran, atau siswa diminta untuk membaca buku pegangan yang dimiliki. Materi yang kita sampaikan sedikit saja, berupa poin-poinnya,  siswa digiring untuk membaca dan memahami materi di buku pegangan yang selanjutnya siswa membuat rangkuman di buku catatan menurut pemahaman mereka. Tugas kita adalah memotivasi siswa untuk mau membaca dan mengeksplor pengetahuan yang terdapat pada materi.

Agar siswa aktif dan mau membaca, kita pancing dengan pertanyaan yang jawabannya ada di modul atau buku pegangan siswa. Pertanyaan atau kuis kita buat di platform Google Formulir yang kita intergrasikan dalam Google Classroom. Usahakan kuis bukan berupa multiple choice atau pilihan ganda tapi soal esai singkat atau esai jawaban panjang. Hal ini akan mendorong siswa mau tidak mau untuk membaca materi tersebut dan memahaminya. Kuis kita beri skor penilaian dengan rentang nilai karena jawaban siswa relatif. Penilaian seperti ini disebut penilaian kualitatif, karena yang dinilai adalah partisipasi siswa dalam mengerjakan kuis bukan benar dan salahnya.

Project : Alat peraga sederhana. Di Tugas Kelas kita tuliskan juga tugas membuat alat peraga sederhana yaitu alat untuk percobaan mengukur besarnya tekanan zat cair atau tekanan hidrostatis. Pada bagian ini kita upolad video tentang cara membuat dan mempraktekan alat peraga sederhana yang dapat dibuat sendiri oleh siswa dan dipraktekan, sekaligus perobaan atau prakteknya didokumentasikan berupa video. Video diberi narasi atau penjelasan, tentang tujuan dan penggunaaan alat tersebut. Hasil video siswa diupload di Tugas Kelas di Google Classroom atau bisa dibuatkan link dan akan tersimpan di drive.

Penilaian Ketrampilan. Pada KD ini kita bisa melakukan  penilaian  ketrampilan yaitu : 1) penilain produk dari alat peraga yang dikumpulkan, 2) unjuk kerja yang berupa rekaman video dari percobaan siswa,  3) portofolio berupa Laporan Praktikum yang dikumpulkan. Format Laporan Praktikum sebelumnya sudah ditentukan yang berisi : judul praktikum, tujuan praktikum, alat dan bahan yang digunakan, cara kerja, hasil pengamatan (dalam bentuk tabel), kesimpulan. Bisa ditambahkan satu atau dua pertanyaan yang terkait dengan praktikum. Rubrik penilaian ketrampilan bisa kita buat dalam bentuk tabel dan dilengkapi dengan pedoman penskoran dan pedoman penilaian.

Nah, teman-teman guru pembelajar hebat, di era merdeka belajar, adalah kesempatan bagi kita untuk merdeka dalam mengajar, siswa bebas berkarya, berkreasi dan berimajinasi. Biarkan siswa kita menuang dan mengekspresikan ide yang mereka miliki. Tugas kita memotivasi, mendorong dan mengajak mereka untuk menciptakan karya, serta memberi apresiasi terhadap karya mereka. Selamat berkarya!

Senin, 22 Februari 2021

“Knowledge is invented, not discovered”

Dalam teori belajar konstruktivisme dinyatakan bahwa “Knowledge is invented, not discovered” yang artinya "Ilmu pengetahuan itu ada karena diciptakan, bukan ditemukan" . Apa arti dari filosofi ini?

Invented atau diciptakan mengandung makna bahwa ilmu pengetahuan itu terjadi dari upaya manusia untuk mendapatkan keinginan, kebahagiaan dan kesejahteraan. Jadi ilmu pengetahuan itu memang berkembang atau terjadi dari suatu proses yang panjang, bukan serta merta ada, sesuatu yang diusahakan, melalui penelitian. Discovered atau ditemukan mengandung makna dari yang tidak ada menjadi ada, tiba-tiba, tanpa proses.

Menurut pandangan konstruktivisme pengetahuan yang didmiliki oleh setiap individu adalah hasil konstruksi secara aktif dari individu itu sendiri. Individu tidak sekedar mengimitasi atau membentuk bayangan dari apa yang diamati atau diajarkan guru, tetapi secara aktif individu itu menyeleksi, menyaring, memberi arti dan menguji kebenaran atas informasi yang diterimanya (Indrawati, 2000).

Karakteristik pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme adalah :

  • peserta didik tidak dipandang sebagai sesuatu yang pasif, melainkan individu yang memiliki tujuan serta dapat merespon situasi pembelajaran berdasarkan konsep awal yang dimilikinya. 
  • guru melibatkan proses aktif dalam pembelajaran yang memungkinkan peserta didik mengkonstruksi pengetahuannya
  • pengetahuan bukanlah sesuatu yang datang dari luar, melainkan melalui seleksi secara personal dan sosial.

Melihat karakteristik di atas, maka guru dituntut untuk bisa mengenali karakteristik dari siswanya, menciptakan pembelajaran yang melibatkan peserta didik aktif, menerapkan metode pembelajaran yang bertujuan agar peserta didik membangun pengetahuannya (konstruktiv), dan mengajak siswa untuk bernalar kritis. 
 
 
Misal di dalam pembelajaran IPA, sebelum masuk ke materi pelajaran peserta didik diminta untuk mengingat kembali apa yang sudah dipelajarinya pada pertemuan sebelumnya. bisa dengan pemberian kuis sederhana. Pada kegiatan inti, peserta didik dituntun untuk bernalar kristis, memberi kesempatan berkolaborasi dengan temannya, mengambil kesimpulan dari materi yang dipaparkan. serta diajak untuk mengkomunikasikan (mempresentasikan) di depan kelas.
 
 
Pada aspek ketrampilan peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok dengan tujuan saling melengkapi dan bertukar informasi dalam kelompoknya, menjadi tutor sebaya, memecahkan masalah dan tugas yang diberikan. Bila memungkinkan dilakukan praktek atau percobaan sederhana yang ide dan kreativitasnya dikembalikan pada mereka.
 
 
Lalu apa tugas guru? Tugas guru adalah 1. Menetapkan tujuan  pembelajaran dan menyediakan tugas IPA untuk membantu siswa mencapi tujuan. 2. Menstimulasi  dan mengelola diskusi kelas  sehingga apa  yang dipelajari diketahui oleh  siswa dan guru 3. Menciptakan  lingkungan kelas yang mendukung pembelajaran IPA 4. Menganalisis pembelajaran  siswa , tugas IPA dan lingkungan untuk membuat instruksi yang berkelanjutan.
 
 


Minggu, 21 Februari 2021

Hypothetical Learning Trajectory Dan Berpikir Kritis

Hypothetical Learning Trajectory (HLT) merupakan strategi pembelajaran  yang digunakan oleh guru agar tujuan pembelajaran tercapai. Di dalam kegiatan belajar, tentu strategi yang digunakan oleh guru bermaksud agar memudahkan siswa memahami materi yang disampikan, dan hasil belajar memuaskan. Namun bagaimana bila apa yang disampaikan oleh guru menimbulkan salah konsep (miskonsepsi) pada siswa? Apa yang kta lakukan sebagai seorang guru bila mengalami hal ini?

Maka sebelum memulai KBM, guru diminta membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang didalamnya terdapat langkah-langkah atau strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran adalah cara atau metode yang dipakai guru yang digunakan untuk mengajar. 

Simon (dalam Bakker 2004) mendefisikan HLT bahwa HLT Dibagi 3 yaitu : Tujuan Pembelajaran yang mendefisinikan arah, Kegiatan Belajar dan Hipotesis proses belajar untuk memprediksi bagaimana pikiran dan pemahaman siswa akan berkembang dalam konteks tujuan belajar.

Contoh implementasi sederhana HLT dalam kasus berikut :

Galeri  batik di Jogjakarta menerima paket yang  berisi berbagai macam  batik untuk  dipajang di  pameran.  Pegawai galeri berencana untuk memajang batik tersebut  berdasarkan  keteraturan motifnya. Galeri  hanya mempunyai dua ruangan (ruang 1 dan ruang 2) untuk memajang kain batik. Jika kalian adalah  pegawai  galeri  tersebut, bagaimana  kalian akan mengelompokkan  kain batik tersebut tersebut? Tulis hasil pengelompokkan  motif dengan menulis kode  batik pada sebelahnya.

Di sini HLT memiliki 3 bagian yaitu : 1. Aktivitas yaitu mengelompokan batik berdasarkan keteraturan motif. 2. Tujuan Pembelajaran : siswa dapat membedakan keteraturan motif (garis simetri) atau tidak. 3. Prediksi Siswa : siswa mengelompokan berdasarkan : pola, warna, motif garis dan bukan garis, motif alam, hewan atau tumbuhan.

Lalu apa reaksi guru? Menunjukkan  pola batik yang dicetak hitam putih dan minta siswa untuk  mengelompokkan polanya. Hal ini   bertujuan agar mereka   sadar  mengelompokkan berdasarkan warna tidak cukup . Siswa  harus mengamati motifnya,  bukan warnya.

Guru mengambil motif bunga, dan tanya pada siswa untuk mengamati dengan seksama. Beri pertanyaan, " Bagaimana kamu akan menggambar polanya, apakah kamu menemukan motif yang sama pada pola tersebut?" Arahkan siswa untuk mengelompokan batik yang memiliki pola yang teratur.

Ketika kita memberikan tugas atau pertanyaan ke siswa, maka jawaban dari siswa bisa jadi bermacam-macam, sesuai konsep yang mereka miliki yang jadi pemikiran mereka. Kita sebelumnya sudah memprediksinya dan saat muncul pertanyaan dari siswa, kita sudah mempersiapkan jawabannya. Jadi siswa diminta untuk menyampaikan jawaban dan argumen (alasannya). Di sinilah siswa dituntun untuk berpikir kritis. siswa bebas berpendapat dan harus bisa memberikan alasannya.

Dengan menggunakan strategi pembelajaran berbasis HLT ini kita sudah siap dengan perkiraan apa saja jawaban dari siswa beserta alasannya. Jadi, ketika ada umpan balik dari siswa kita sudah siap untuk memancing pertanyaan, melempar pertanyaan ke siswa yang lain, atau langsung menjawabnya. Jangan sampai siswa kritis dan aktif bertanya kita tidak tahu jawabannya.



Sabtu, 20 Februari 2021

Ujian Praktek Sekolah Secara Daring

Surat Edaran Dinas Pendidikan Kota Semarang dengan nomor B/1579/420?II/2021 tertanggal 9 Februari 2021 perihal Edaran Pembelajaran Daring, Kenaikan Kelas dan Kelululsan Peserta Didik SMP Kota Semarang. Isi pokok surat yang tertulis di dalamnya bahwa :

  1. Kegiatan KBM dilakukan secara daring di rumah melalui media yang adaptif diarahkan guna mewujudkan pendidikan yang bermakna melalui interaksi pembelajaran yang menyenangkan.
  2. Penilaian akhir semester meliputi penilaian pengetahuan, ketrampilan dan sikap dilaksanakan tanggal 2-12 Juni 2021 secara daring, dirancang dengan pertanyaan untuk memaksimalkan pengalaman belajar peserta didik.
  3. UN dan Ujian Kesetaraan ditiadakan, peserta didik dinyatakan lulus jika sudah menyelesaikan pembelajaran dan mengikuti ujian yang dilaksanakan oleh satuan pendidikan.
Bahwa ujian sekolah tetap dilaksanakan baik ujian tulis maupun praktek, secara daring. Untuk ujian praktek dibuat suatu tema yang berkolaborasi antar mapel, sehingga simpel dan praktis serta tidak memberatkan siswa. Berikut ini tema ujian praktek SMP Negeri 42 Semarang. 

1. Tema : Membuat vas bunga dari barang bekas
Kolaborasi mapel : Prakarya, Seni Budaya, Matematika, IPA, IPS dan Bahasa Inggris. Siswa diminta  membuat suatu produk berupa vas bunga dari barang bekas dengan bentuk bangun ruang tertentu (balok, prisma, kubus atau silinder pilih salah satu), dihias dengan ornamen alam. Proses pembuatannya divideo, dan dibuat laporan  tertulis. Video diupload di tugas kelas lewat Google Classroom. Hasil pekerjaan dan laporan dikumpulkan ke sekolah. Di sini kolaborasi beberapa mapel dengan metode penilaian yang berbeda, kriteria dan rubrik penilaian yang berbeda. 
Matematika akan menilai volume dan luas permukaan bangun, mapel prakarya menilai proses dan hasil pembuatan, mapel seni budaya/seni rupa menilai tema, komposisi warna dan ragam hias, mapel IPA menilai kebermanfaatan dari barang bekas yang dipakai dari laporan tertulis, IPS menilai seberapa besar produk yang dihasilkan dapat bernilai ekonomi dengan menghitung modal awal dan nilai jual barang tersebut, dan mapel Bahasa Inggris menilai Text Procedur dari laporan tertulis dalam Bahasa Inggris.

2. Pidato dengan tema : Kehidupan Beragama di Bumi Pancasila
Kolaborasi mapel : Bahasa Indonesia, Pendidikan Agama, PKn dengan fokus penilaiannya: Ketrampilan Berpidato, Penguasaan Konsep Agama, Penguasaan Konsep Nilai-Nilai dalam PKn. Hasil atau bukti fisiknya berupa video pidato yang dikirim lewat Google Classroom.
 
 
3. Tema : Senam Kreasi Budaya
Kolaborasi mapel : PJOK, Seni Budaya (Seni Tari) dan Bahasa Jawa. Fokus penilaiannya berupa : Ketrampilan tari dan  Ketrampilan Senam kreasi sendiri dalam bentuk video,  Narasi dari cerita tarian senam tersebut dalam bentuk laporan tertulis dalam Bahasa Jawa. Hasilnya berupa video diupload lewat Google Classroom dan laporan dikumpulkan ke sekolah.
 
 
Ujian praktek bertema kolaborasi ini dimaksudkan siswa lebih ringan dalam persiapan bahan dan alat, menentukan  dan memfokuskan produk yang akan dibuat, menghemat biaya, meringankan kuota saat upload ke Google Classroom dan juga melatih siswa untuk bisa mengkoherensi sehingga dapat menginferensi dalam satu bentuk laporan. Dan kami mencoba menggali tema STEAM (Sains Technology Engeneering Art and Mathematic) pada kegiatan ujian praktek ini.
 
 
Teman-teman guru pembelajar hebat, metode pembelajaran STEAM ini memang harus kita kenalkan pada peserta didik, sehingga kelak ketika memasuki dunia kerja mereka tidak hanya memandang suatu permasalahan kehidupan sehari-hari dari satu sudut pandang saja, tetapi bisa memecahkan persoalan secara menyeluruh/global. Nah, metode pembelajaran tematik seperti ini juga mengajarkan kita untuk membangun komunikasi dan kolaborasi dengan teman sejawat kita.
 

Kamis, 18 Februari 2021

Cegah Alzhaimer Dengan Membaca Dan Menulis

 


Tahukah anda apa alzhaimer itu? Bagaimana cara pencegahannya? Apa hubungannya dengan menulis? Alzhaimer adalah suatu penyakit pada otak yang ditandai dengan penurunan daya ingat, kemampuan berbicara dan berpikir serta perubahan perilaku secara perlahan. Umumnya, orang-orang yang pikiran dan fisiknya selalu aktif, serta mereka yang suka bersosialisasi, tidak akan mudah terkena penyakit Alzheimer. Oleh karena itu, seseorang yang berisiko terkena Alzheimer dianjurkan untuk melakukan hal-hal menyenangkan yang dapat menstimulasi gerak tubuh dan pikiran. 

Seringkali gejala awal penyakit alzhaimer tidak diketahui kebanyakan orang. Dirinya mengira ini adalah faktor umum seiring pertambahan usia. Di usia menjelang lansia atau pra lansia (50-60 tahun) tanda-tanda alzhaimer muncul tapi dianggap hal yang biasa. Mulai lupa mengenal nama anggota keluarga atau teman, lupa berada dimana, tampak bingung, sering mengalami halusinasi dan delusi (berkhayal).

Banyak cara bisa dilakukan untuk mencegah alzhaimer, diantaranya dengan bermain musik, melakukan permainan yang dapat menstimulasi otak (misalnya mengisi teka-teki silang, bermain puzzle, catur atau rubik), menulis, membaca, belajar bahasa asing, mengikuti kegiatan sosial, dan berolahraga. Jalan santai di pagi atau sore hari, berenang, bermain tenis, atau bulu tangkis adalah contoh-contoh olahraga yang dianjurkan.

Menulis dan membaca adalah salah satu cara untuk mencegah alzhaimer. Dengan rutin menulis dan membaca akan melatih otak untuk tetap bekerja dan berkonsentrasi karena stimulus yang dikirim ke otak akan terus mengaktifkan sel-sel otak untuk mengirim responnya ke tubuh kita. 

Otak manusia terdiri dari 3 bagian yaitu : otak besar (cerebrum), otak kecil (cerebellum) dan batang otak (brainstem). Otak besar berfungsi dalam mengatur semua kegiatan yang disadari. Otak besar dibedkan menjadi 4 bagian yaitu :

  • Lobus frontal (bagian depan) yang mengendalikan gerakan, ucapan, perilaku, memori, emosi, dan kepribadian. Bagian otak ini juga berperan dalam fungsi intelektual, seperti proses berpikir, penalaran, pemecahan masalah, pengambilan keputusan, dan perencanaan.
  • Lobus parietal (atas) yang mengendalikan sensasi, seperti sentuhan, tekanan, nyeri, dan suhu. Lobus ini juga mengendalikan orientasi spasial atau pemahaman tentang ukuran, bentuk, dan arah.
  • Lobus temporal (samping) yang mengendalikan indra pendengaran, ingatan, dan emosi. Lobus temporal kiri juga berperan dalam fungsi bicara.
  • Lobus oksipital (belakang) yang mengendalikan fungsi penglihatan.

  • Melihat fungsi otak besar manusia, terlihat jelas bahwa kegiatan membaca dan menulis akan memfungsikan seluruh bagian otak tersebut, mulai dari mengendalikan seluruh panca indra, mengolah sensasi hingga mengolah emosi. 

    Nah, teman-teman guru pembelajar yang hebat, mengapa tidak kita mulai dari sekarang untuk menulis agar otak kita tetap bekerja optimal tidak mengalami degenerasi daya ingat. Yuk, tingkatkan gerakan literasi membaca dan menulis untuk cegah alzhaimer. 

    Rabu, 17 Februari 2021

    Tiap Hari Nyandu Menulis



    Menulis sudah menjadi "candu" bagi mereka yang sudah merasakan nikmatnya menjadi penulis, merasakan  manfaat dari menulis. Tiada hari yang terlewat tanpa diabadikan dengan tulisan. Tiada peristiwa yang terlewat tanpa dirangkai menjadi ide dalam cerita. Memang bagi seorang penulis, apapun yang terekam pada panca indera dapat menjadi stimulus untuk dituang dalam kata.

    Menulis seperti kebutuhan pokok. Bila kita tidak menulis, rasanya ada sesuatu yang kurang, ada yang hilang. Menulis merupakan obat bagi mereka yang sakit, karena dengan menulis bisa mengungkapkan perasaan, ide, pemikiran walaupun hanya sekedar cerita, berbagi pengalaman atau tips sederhana. Bagi kita mungkin hanya sebuah coretan yang tidak bermakna, tapi bagi orang lain bisa jadi sangat berharga. Itulah mengapa kadang dari sebuah tulisan bisa memberi  motivasi, dorongan atau pencerahan bahkan inspirasi dari masalah yang dihadapi.

    Tapi yang menjadi kendala dan hambatan dalam menulis bukan tidak ada ide atau tidak punya waktu untuk menulis, terkadang rasa malas yang begitu besar ada dalam diri, sehingga enggan untuk mulai menggerakan tangan. Kita lebih sering memegang HP untuk berkomen di chat, membuka Facebook, WA atau instagram hanya sekedar  untuk say hello teman kita, atau memposting foto pribadi. Alangkah baiknya jika kita manfaatkan waktu di medsos tidak hanya posting yang tidak ada gunanya atau bergosip saja, tetapi mengisinya dengan menulis konten yang bermanfaat, atau bisa juga berniaga.  

    Meminjam istilah “ngemil” dari sedikit demi sedikit menulis apa saja yang ada di sekitar kita, menjadi tantangan untuk kita dokumentasi menjadi sebuah buku. Bila ini kita istikomahkan, setiap hari, tentu akan banyak coretan yang tersimpan, yang nantinya bisa kita pilih, kita susun menjadi satu tema dan jadilah sebuah buku. Minimal buku itu untuk kalangan sendiri, anak cucu kita, atau komunitas kita.

    Tema buku bisa berupa memoar perjalanan hidup, pengalaman atau kisah inspiratif, otobiografi, pendidikan, keagamaan, dalam bentuk fiksi atau non fiksi. Atau kalau kita senang, bisa menulis puisi, cerpen, novel atau naskah drama, boleh juga. Yang penting kita menulis. Karena dengan menulis, salah satu manfaatnya adalah mencegah penyakit alzhaimer yaitu suatu penyakit otak yang mengakibatkan penurunan daya ingat, kemampuan berbicara dan berpikir serta perubahan perilaku secara bertahap. Kenapa bisa? Karena otak kita senantiasa bekerja dan "berefreshing" dengan menulis. 

    Nah.. teman-teman guru pembelajar yang hebat, yuk..optimalkan apa yang sudah Tuhan anugerahkan pada kita. Optimalkan kesehatan jasmani dan rohani kita, optimalkan waktu kita dengan menulis dan berbagi. Insya Allah akan menjadi ladang ibadah buat kita.

    Bekerja Keras, Bekerja Tuntas, Bekerja Cerdas


    Alhamdulillah ..selesai sudah rutinitas tugas hari ini. Mengajar di kelas maya, lewat Google Meet, walau tidak semua anak berpartisipasi. Berbagai alasan mereka utarakan dari kuota yang habis, jaringan lemot, lupa jadwal atau belum bangun karena semalam lembur buat tugas yang kemarin belum diupload. 

    Malam ini ada kegiatan menyimak pelatihan Belajar Berbicara PGRI lewat Zoom. Kaki sudah selojoran di ruang tengah sambil menikmati segelas teh manis hangat dan gorengan tahu petis. Hmmm...nikmat rasanya hidup ini  bila badan sehat, pekerjaan lancar, tugas sekolah beres dan anak-anak menyejukan pandangan mata. Hari ini Si Sulung ikut kegiatan KKN di kelurahan dan adik baru saja menyelesaikan tugas belajar daringnya.  

    Materi Belajar Bicara malam ini adalah Dudung Abdul Qodir, Ketua APKS Nasional dan Wakil Sekjen PB PGRI. Materi yang disampaikan menarik dan menambah wawasan kita bagaimana Cara Berkomunikasi Yang Efektif. Bahasa yang disampaikan sederhana, lugas, tapi mengesankan. Pengalamannya berbagi sebagai public speaking sangat menginspirasi dan memotivasi kita untuk berani tampil penuh percaya diri. Tidak usah malu, takut, grogi dan sejenisnya, kalau kita banyak latihan dan mengusai materi yang akan kita sampaikan. Gestur tubuh dan cara membawakan materi atau penampilan kita juga akan memberi dampak psikologis tersendiri bagi audience.

    Kunci komunikasi yang efektif menurut beliau adalah :

    • memahami orang yang diajak bicara, misal bila orang tersebut berasal dari daerah dengan bahasa dan dialek yang halus, kita gunakan bahasa yang halus pula, syukur bisa memakai bahasa daerah orang tersebut, meski hanya untuk salam atau sapaan
    • orang yang pandai berbicara adalah orang yang pandai mendengar, maka saat kita komunikasi dengan orang lain, berusahalah untuk jadi pendengar yang baik pula
    • seorang pendengar yang baik akan lebih menyimak dan memahami  pembicaraan kita karena dapat mengambil makna yang disampaikan
    • terus berlatih, evaluasi gaya bicara kita, gunakan gestur tubuh, jangan menyerah untuk memperbaikinya,  terbuka dan mau menerima kritik.
    Lalu bagaimana dengan komunikasi saat ini, dimana komunikasi bisa dilakukan lewat dunia maya karena kecanggihan teknologi? Komunikasi lewat medsos tentu berbeda dengan komunikasi secara langsung. Komunikasi lewat medsos bisa lebih sederhana, tidak perlu penampilan dan gestur tubuh, maka gunakan bahasa yang baik, jelas dan mudah dimengerti. Kelemahan komunikasi lewat medsos adalah kita tidak mengetahui kondisi audiens kita. Meski bisa dibantu lewat vidcon (video coference), namun respon dan tanggapan yang diberikan bisa saja berbeda dengan kenyataannya.

    Bagaimana cara komunikasi di depan pendengar yang multi etnis? Kita harus bisa menempatkan diri, menggunakan bahasa persatuan, bahasa yang bisa dimengerti semua etnis, tidak hanya bahasa etnis tertentu saja, boleh menyapa dengan bahasa satu atau dua etnis, tapi tidak terus menerus menggunakan bahasa etnis tertentu.

    Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang tidak membosankan, komunikasi yang penuh ekspresi, penuh dengan body language, komunikasi yang bisa membawa ke suasana psikologis. Buat audiens kaget, dengan kejutan atau pertanyaan yang mengundang perhatian. 

    Nah, teman-teman guru pembelajar hebat, yuk kita kuasai materi, banyak berlatih, jangan takut atau gemetar. Hari ini gemetar, besok menggelegar. Ala bisa karena biasa. Kita hidup di dunia modern. Ciri masyarakat modern adalah pandai berkomunikasi dan berkolaborasi. Mari kita biasakan hidup dengan bekerja keras, bekerja tuntas dan bekerja cerdas.

    Senin, 15 Februari 2021

    Menjadi Guru Profesional

    Kompetensi guru ada 4 yaitu : Kompetensi Kepribadian, Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Profesional dan Kompetensi Sosial. Pada Kompetensi Profesional seperti yang telah tertulis pada instumen PKG (Penilaian Kinerja Guru) pada penilaian kompetensi 14 yaitu Mengembangkan keprofesionalan melalui tindakan reflektif, terdapat butir penilaian :
    • Guru melakukan evaluasi diri secara spesifik, lengkap, dan didukung dengan contoh pengalaman diri sendiri
    • Guru memiliki jurnal pembelajaran dari kolega atau hasil penilaian proses pembelajaran sebagai bukti yang menggambarkan kinerjanya
    • Guru memanfaatkan bukti gambaran kinerjanya untuk mengembangkan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran selanjutnya dalam program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)
    • Guru dapat mengaplikasikan pengalaman PKB dalam perencanaan, pelaksanaan, penilaian pembelajaran dan tindak lanjutnya
    • Guru melakukan penelitian, mengembangkan karya inovasi, mengikuti kegiatan ilmiah (misalnya seminar, konferensi) dan aktif dalam melaksanakan PKB.
    Meski pembelajaran dilakukan secara daring, namun kompetensi di atas harus tetap dilaksanakan, malah justru semakin menambah semangat. Karena di masa pandemi ini webinar, pelatihan online sangat merebak bak jamur di musim penghujan, dan kita bisa memanfaatkan waktu luang yang ada untuk mengasah diri menambah ilmu dengan mengikutinya. Diantaranya kita bisa mengikuti pelatihan online yang diadakan oleh PGRI yaitu Belajar Menulis dan Belajar Berbicara (Public Speaking for Teacher) yang dimotori oleh Omjay. 

    Pelatihan Belajar Menulis dan Belajar Berbicara (Public Speaking for Teacher) yang diadakan PGRI ini sangat bermanfaat dan menambah ilmu bagi kita. Lewat WA grup pelatihan ini diadakan pada hari senin-rabu-jumat untuk grup menulis dan hari selasa-kamis untuk grup berbicara. Narasumber hebat selalu mengisi di setiap pertemuan yang diadakan pukul 19.00 – 21.00 WIB. Sebagai tugas yang harus dikerjakan bagi peserta adalah membuat resume dari setiap pertemuan, baik grup menulis maupun grup berbicara (Public Speaking for Teacher), diunggah di blog pribadi dan dikirim ke email Omjay. Di sini kita terpacu dan termotivasi untuk menulis setiap hari. Dengan menulis setiap hari akan mengasah perbendaharaan kata dan mengembangkan imajinasi lewat tulisan.

    Pada pelatihan berbicara, selain kita mendapatkan ilmu bagaimana menjadi public speaker yang hebat, yang bisa terapkan dalam pembelajaran kita di kelas, dalam mengenal karakteristik siswa kita atau dapat kita terapkan saat kita ditunjuk menjadi pembicara dalam acara sekolah atau di luar sekolah. Materi yang disampaikan narasumber dan pengalaman yang mereka bagikan layak kita dokumentasikan menjadi resume. Resume dari setiap pertemuan pelatihan Public Speaking for Teacher inipun bisa   kita bukukan. 

    Nah.. dari resume ini kita bisa mendapat pengembangan diri dua sekaligus yaitu menerbitkan buku dari resume yang telah kita tulis setiap hari dan kita juga mendapat sertifikat pelatihannya. Dengan demikian tidak ada alasan bagi kita untuk tidak berkarya, untuk tidak mengembangkan diri di masa pandemi.

    Teman-teman guru pembelajar yang hebat, yuk kita isi waktu dan kesempatan yang ada untuk terus berkarya, untuk terus profesional, mengembangkan kompetensi yang berinovasi dan berkelanjutan. Kaena salah satu poin profesional adalah menghasilkan karya nyata yang bisa kita tunjukan dan kita banggakan kepada siswa kita.





    Manakala PTS Harus Daring


    Awal Maret ini di sekolah kami SMP Negeri 42 Semarang dijadwalkan kegiatan PTS (Penilaian Tengah Semester). Kegiatan rutinitas setengah semester ini sebagai bahan evaluasi pembelajaran yang terstruktur di Kalender Akademik sekolah dari awal semester sampai pertengahan semester. Dikarenakan PJJ, maka PTS pun dilakukan secara daring. Tentu saja ada plus minus dalam PTS daring ini.

    Bagi siswa yang terbiasa disiplin dalam segala kegiatan dia tidak akan berat ketika PTS dilakukan secara daring. PTS daring atau luring, dia tetap akan mempersiapkan diri dengan belajar tekun. Namun bagi siswa yang kurang atau tidak disiplin, tentu PTS daring malah menjemukan karena beberapa hari dia harus belajar tekun, tepat waktu dan harus menjalani rutinitas mengerjakan tugas dan soal ujian, tidak boleh tertunda.

    PTS yang dilakukan secara daring tentu ada plus minusnya. Begitu pula dengan PTS yang dilakukan secara luring. PTS daring tentu menguji kejujuran dan tanggung jawab anak dalam mengerjakannya. Karena dorongan hati supaya mendapat nilai yang baik atau memuaskan, seorang harus rela belajar, berjuang karena nilai PTS akan diperhitungkan dalam nilai rapot. Sebaliknya bila dia tidak jujur, tidak bertanggung jawab pada diri sendiri, maka suara hatinya mendorong untuk berbuat curang dengan membuka buku catatan, bertanya pada orang lain (tetangga/orang tua) atau browsing jawaban di Google. 

    PTS yang dilakukan secara daraing juga ada kelebihannya yaitu

    • menghemat biaya (tidak pakai kertas) dan waktu, 
    • hasil/respon bisa langsung terlihat
    • soal bisa diseting ulang untuk soal susulan atau perbaikan/remidi.

    Soal PTS bisa menggunakan aplikasi Microsoft Form Office 365, Google Form, Socrative atau aplikasi lain, dengan tenggat waktu yang telah diatur. Selain tenggat waktu, pengaturan dapat ditambahkan berupa, kunci jawaban, skor nilai, dan tampilan layar. Bila menggunakan Ms Office 365 ada kelebihannya yaitu

    • soal bisa bervariasi dalam bentuk pilihan ganda (multiple choice) atau jawaban singkat, dan dapat disisipkan gambar, video atau tabel 
    • hasil/respon berupa skor atau nilai lengkap dengan analisis jawaban benar dan salah (dalam bentuk prosentase)
    • durasi pengerjaan soal dari masing-masing siswa terlihat
    • partisipasi siswa dalam mengerjakan soal bisa kita lihat berapa kali
    • sudah terekam rata-rata nilai, nilai tertinggi dan terendah.
    Selain kelebihan dari Ms Office 365 juga ada kekurangannya yaitu 
    • siswa bisa mengerjakan lebih dari satu kali sehingga bila ini tidak diantisipasi bisa membingungkan 
    • maksimum hanya bisa menampung 200 responden, jadi kalau siswa kita lebih dari 200 maka harus dibuat copy linknya ( form yang berbeda)
    • untuk soal uraian yang membutuhkan jawaban singkat atau jawaban panjang belum bisa diseting skornya (jadi harus dikoreksi manual).
    Sebagai seorang guru, tentu aplikasi Ms Office 365  sangat membantu dalam mendapatkan hasil dari evaluasi yang dilakukan tanpa kita repot menghitung nilai/skor, rata-rata nilai dan analisis butir soal. Nah...teman-teman guru pembelajar hebat, siapkan diri kita untuk melek IT. Karena sesungguhnya IT membantu dalam pekerjaan kita. Apalagi dalam masa PJJ, PTS pun harus dilakukan dengan daring. 

    Minggu, 14 Februari 2021

    Sang Inovator dan Motivator


    Pendidikan di era 90 an mengutamakan transfer knowledge dari pendidik ke peserta didiknya. Model pembelajaran dirancang agar siswa mengikuti apa yang telah diberikan oleh gurunya, mencatat, mengulang atau mempraktekannya dengan arahan dan petunjuk yang sudah dibuat dan ditentukan oleh guru. 

    Siswa tidak diberi kesempatan untuk bertanya, mengeksplor atau merancang dan menuangkan ide sebagai bentuk kreativitas. Meski siswa bisa memodifikasi apa yang diberikan oleh gurunya, namun terbatas pada mapel seni dan ketrampilan. Selebihnya sudah ada kisi atau rambu-rambu seperti modul pembelajaran, petunjuk praktikum, aturan permaianan atau sejenisnya, yang tentu saja membatasi kreativitas dan imajinasi anak untuk mengembangkannya,

    Ketika kurikulum KTSP  mulai dicanangkan menggantikan kurikulum KBK, awalnya menimbulkan pertanyaan pada pendidik mengapa sang pembuat kebijakan dalam hal ini Kemendikbud menyerahkan silabus dan pengembangan kurikulum  diserahkan pada sekolah, tingkat satuan pendidikan, dengan menyesuaikan kultur sosial budaya setempat. 

    Sama halnya saat kurikulum tahun 2013 diluncurkan menggantikan kurikulum KTSP dimana terdapat perbedaan pokok yang mendasar adalah :

    1. bahwa kurikulum KTSP hanya lebih menekankan pada aspek pengetahuan, jumlah jam pelajaran lebih sedikit dan jumlah mata pelajaran lebih banyak, Standar proses dalam pembelajaran terdiri dari Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi, TIK sebagai mata pelajaran, Pramuka bukan ekstrakurikuler wajib dan BK lebih pada menyelesaikan masalah siswa.

    2. bahwa pada Kurikulum tahun 2013,  aspek kompetensi lulusan ada keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan, pembelajaran dilakukan dengan pendekatan ilmiah (saintific approach), yaitu standar proses dalam pembelajaran terdiri dari mengamati, menanya, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta, TIK sebagai media pembelajaran, pramuka menjadi ekstrakurikuler wajib, BK lebih menekankan mengembangkan potensi siswa.

    Pada hakikatnya perubahan kurikulum tentu bertujuan untuk menyempurnakan dan menyisipkan atau menambahkan yang belum ada. Kita sebagai pendidik yang menempati garis depan dalam menjalankan kurikulum pendidikan, mau tidak mau harus bisa mengikuti, mengadaptasi dan implementasikan kurikulum yang telah ditetapkan. Bukan jamannya lagi siswa selalu dicekoki dengan materi pengetahuan dimana dulu kita pernah mendapatkannya di bangku kuliah, tetapi pengetahuan yang terus berkembang, kemajuan teknologi dan aplikasi yang tumbuh merebak. 

    Perkembangan teknologi informatika telah merubah paradigma baru di dunia pendidikan. Belajar tanpa batas, berinteraksi lewat dunia maya, menjelajah belahan dunia yang kita mau dan menjadikan jarak bukan penghalang, karena kita bisa belajar tanpa harus tatap muka, ikut diklat atau seminar lewat webinar, konsultasi lewat chat. Kondisi ini harus memacu kita untuk terus berinovasi dan memotivasi diri dan juga terhadap  siswa kita untuk berliterasi digital. Karena kita adalah guru, sang inovator dan motivator.


    Sabtu, 13 Februari 2021

    PBL pada Materi Tekanan Hidrostatik

    Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning=PjBL) adalah metode pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. Project based learning atau pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang berpusat pada siswa untuk melakukan suatu investigasi yang mendalam terhadap suatu topik. Siswa secara konstruktif melakukan pendalaman pembelajaran dengan pendekatan berbasis riset terhadap permasalahan dan pertanyaan yang berbobot, nyata, dan relevan.

    Pada KD 7.1. Tekanan Zat dan Penerapannya dalam Kehidupan Sehari-hari mata pelajaran IPA Kelas VIII semester genap kita bisa memberikan pembelajaran dengan metode PBL meski secara daring. KD  7.1. Tekanan Zat dan Penerapannya dalam Kehidupan Sehari-hari dibagi menjadi sub bab :


    1. tekanan pada zat padat
    2. tekanan pada zat cair/hidrostatis
    3. tekanan pada zat gas
    4. tekanan pada tumbuhan
    5. tekanan darah pada manusia.

    Pembelajaran materi tekanan zat cair atau hidrostatis kita berikan secara daring melalui aplikasi Google Classroom. Di bagian 'tugas kelas' kita kirim materi pembelajaran dan videonya, siswa diminta untuk membaca petunjuk apa yang kita sampaikan, membaca materi pembelajaran, mengamati videonya, dan mengerjakan latihan soal dalam Google Form yang terintegrasi dalam Google Classroom.  Langkah berikutnya  mencatat poin-poin penting sebagai rangkuman. Tidak ketinggalan siswa diminta juga membaca materi di buku pegangan siswa.

    Rangkuman yang telah dicatat dan difoto lalu diupload di tugas kelas lewat Google Document dan akan tersimpan dalam Drive kelas tersebut. Dengan demikian siswa sudah membaca, mengerjakan tugas dan mengirim tugasnya serta mengerjakan latihan soal.

    Membuat alat peraga sederhana untuk mempraktekan dan menyelidiki tekanan zat cair pada kedalaman tertentu  bisa ditugaskan dalam bentuk project, dimana siswa merancang sendiri mulai dari alat, bahan, dan videonya. Video berisi penjelasan praktek yang dilakukan siswa dari alat peraga yang telah dibuat sendiri. Di sini siswa digiring untuk kreatif, mencermati permasalahan yang ada, mengeksplor dan memecahkan masalah, menjawab pertanyaan dan membuat laporan sebagai hasil atau bukti penyelesaian tugas. Namun demikian siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang projek yang ditugaskan melalui kolom chat di tugas kelas atau boleh lewat WA grup siswa.



    Jumat, 12 Februari 2021

    Sudahkah Pembelajaran KIta HOTS ?

    Orientasi pendidikan saat ini adalah pendidikan yang dirancang untuk membekali siswa memiliki ketrampilan agar bisa menjawab tantangan era 4.0 yaitu ketrampilan 4C (communication, collaboration, creativity dan critical thinking). Siswa tidak hanya dibekali pengetahuan saja, namun juga harus memiliki karakter yang mencerminkan kepribadian yang tangguh yaitu berkarakter : nasionalis, beriman berakhlak mulia, gotong royong, mandiri, jujur, dsiplin dan kerja keras.

    Implementasinya adalah dalam setiap pembelajaran kita harus sudah menerapkan pembelajaran HOTS (Higher Order Thinking Skills) atau ketrampilan berpikir tingkat tinggi agar siswa terbiasa menyelesaikan setiap permasalahan dalam kehidupan. Implementasinya pembelajaran meminimalisir kegiatan yang berupa mengingat (recall), mengungkapkan kembali (restate) atau merujuk tanpa menganalisis (recite) tapi pembelajaran yang menekankan pada transfer dari satu konteks ke konteks lain, memproses dan menerapkan informasi, menggunakan informasi untuk menyelesaikan masalah, memeriksa ide dan informasi secara kritis (Brookhart, 2010). Dimensi proses berpikir kritis menurut Anderson meliputi menganalisis, mengevaluasi dan mencipta (C4, C5 dan C6).

    1. Menganalisis : memecah materi ke dalam bagian-bagiannya dan menentukan  bagaimana bagian-bagian itu terhubungkan antarbagian dan ke struktur atau tujuan keseluruhan. Kata kerja operasional (KKO) yang bisa digunakan dalam membuat pertanyaan HOTS diantaranya : mengatur, menegaskan, merinci, mengoreksi, mendeteksi, mendiagnosis, memfokuskan dan lain sebagainya. 
    2. Mengevaluasi : membuat pertimbangan berdasarkan kriteria atau standar. KKO yang bisa digunakan dalam membuat pertanyaan HOTS diantaranya : membandingkan, menyimpulkan, menilai, memproyeksikan, menafsirkan, memprediksi, mengkritik, memvalidasi dan sebagainya.
    3. Menkreasi/mencipta : menempatkan unsur secara bersama-sama untuk membentuk keseluruhan secara koheren atau fungsional, menyusun kembali unsur-unsur ke dalam pola atau struktur baru. KKO yang bisa digunakan dalam membuat pertanyaan HOTS diantaranya : merekonstruksi, membuat, menyusun, mengkombinasikan, menciptakan, membentuk dan sebagainya.

    1. Contoh pertanyaan menganalisis : 
    • Identifikasikan kejadian utama dalam cerita.
    • Bandingkan kedua kalimat tersebut
    • Buatlah rincian tentang ciri-ciri kalimat persuasif
    2. Contoh pertanyaan  mengevaluasi :
    • Bagaimana pelaksanaan ujian kemarin?
    • Menurut pendapatmu, apa sulitnya menjadi ketua OSIS.
    • Prediksikan tentang pertumbuhan ekonomi 5 tahun mendatang.
    3. Contoh pertanyaan mengkreasi atau mencipta : 
    • Buatlah sebuah cerita yang bertema kepahlawanan.
    • Buatlah sebuah hasil karya yang memanfaatkan barang bekas.
    • Susunlah kerangka dari bacaan di atas.
    Pada pembelajaran HOTS, peran guru tidak banyak dalam menerangkan, namun melakukan stimulasi dengan memberi pertanyaan untuk mendorong memunculkam pikiran-pikiran orsinil siswa, seperti pertanyaan inferensial, pertanyaan interpretasi, pertanyaan transfer, pertanyaan hipotetik. 

    Teman-teman guru pembelajar hebat, mari kita upayakan pembelajaran yang kita lakukan sehari-hari bukan sekedar menyelesaikan materi tetapi mengimplementasikan pembelajaran HOTS, memberi kesempatan siswa untuk menganalisis, merumuskan solusi, mengapresiasi pendapat atau karya orang lain, memecahkan masalah (problem solving) dan mencari informasi dan data untuk mendukung jawaban dari masalah tersebut. 

    Rabu, 10 Februari 2021

    Brainstorming Untuk Mengatasi Gangguan Mental


    Brainstorming
    adalah 
    teknik kreativitas yang mengupayakan pencarian penyelesaian dari suatu masalah tertentu dengan mengumpulkan gagasan secara spontan. Pernahkah kita mengalami stress? Pernahkah kita merasa diri kita "sakit mental"? Di sini sakit mental diartikan bukan sakit ingatan/lupa ingatan/gila. Sakit mental diartikan bahwa kejadian atau peristiwa dalam kehidupan yang meninggalkan dampak yang besar pada kepribadian dan perilaku seseorang. Peristiwa-peristiwa tersebut dapat berupa kekerasan dalam rumah tangga, pelecehan anak, atau stres berat jangka panjang.

    Jika kesehatan mental terganggu, maka timbul gangguan mental atau penyakit mental. Gangguan mental dapat mengubah cara seseorang dalam menangani stres, berhubungan dengan orang lain, membuat pilihan, dan memicu hasrat untuk menyakiti diri sendiri. Mungkin kita pernah mengalami gangguan kesehatan mental tanpa kita sadari,  namun masih dalam batas kewajaran, sehingga kita masih bisa mengatasinya. 

    Gangguan mental diawali dengan gejala-gejala diantaranya :

    • Berteriak atau berkelahi dengan keluarga dan teman-teman.
    • Delusi, paranoia, atau halusinasi
    • Kehilangan kemampuan untuk berkonsentrasi
    • Ketakutan, kekhawatiran atau perasaan bersalah yang selalu menghantui
    • Ketidakmampuan untuk mengatasi stres atau masalah sehari-hari
    • Marah berlebihan da rentan melakukan kekerasan
    • Memiliki pengalaman dan kenangan buruk yang tidak dapat dilupakan
    • Memiliki pikiran untuk menyakiti diri sendiri
    • Menarik diri dari orang-orang dan kegiatan sehari-hari
    • Mendengar suara atau mempercayai sesuatu yang tidak benar.
    Satu, dua atau beberapa diantara gangguan mental di atas barangkali kemarin, dulu atau mungkin saat ini ada dalam diri kita. Lalu bagaimana cara kita mengatasinya? Bagaimana cara penyembuhan diri?

    Menurut psikolog HB. English, mental yang sehat atau kesehatan mental adalah keadaan yang relatif tetap dimana sang pribadi menunjukan penyesuaian, atau mengalami aktualisasi diri, atau realisasi diri. Kesehatan mental merupakan keadaan positif, bukan sekedar absennya gangguan mental. Mental yang sehat mampu menahan diri, menunjukan kecerdasan, berperilaku dengan memperhatikan perasaan orang lain, dan sikap hidup yang bahagia.

    Dalam menentukan kesehatan mental seseorang atau mengatakan bahwa seseorang mengalami gangguan mental, tentu harus berkonsultasi atau meminta penilaian dari praktisi kesehatan jiwa yaitu psikiater atau psikolog. Namun dengan melihat beberapa gejala gangguan mental di atas, kita bisa mengenali diri kita, setidaknya bila mengarah ke sana, kita bisa mengendalikan diri, pemulihan dari sehingga mental kita sehat kembali. 

    Ada 5 langkah yang sederhana yang dapat kita lakukan agar mental kita sehat dan bisa memberi dampak dan energi positif bagi orang di sekitar kita, yaitu reset, reorganize, reconnect, recharge, remember (5R)
    1. Reset yaitu mengubah atau mengatur ulang pikiran dan tujuan kita untuk beradaptasi di masa-masa sulit atau sedang mengalami musibah.
    2. Reorganize adalah mengatur aktivitas atau kegiatan sehari-hari sesuai peran dan tanggung jawab kita, misal :
    3. Reconnect yaitu hubungkan kembali dengan sumber dukungan sosial (keluarga, pertemanan, komunitas baik), Bisa melalui media sosial (WA, FB, Instagram)

    4. Recharge mengisi ulang baterai secara fisik dan emosi dengan kegiatan positif sehari-hari misal :

    5. Remember tetap mengingat akan ada ketentuan atau skenario terbaik dari Sang Pencipta dan melaksanakan ibadah secara teratur. Karena dengan mengingat Tuhan hati akan tentram.

    Nah, teman-teman guru pembelajar yang hebat, yuk kita kelola stress kita dengan cerdas. Menghadapi masa pandemi, dimasa sulit tak perlu kita merasa sempit. Kembalikan semua kepada Sang Maha Pengatur.












    Mampukah Aku Menghadapinya

     Mampukah Aku Menghadapinya Siang itu aku begitu malas untuk mengajar. Hari-hari rasanya begitu aneh. Begitu meresahkan. Menyebalkan. Membua...