Sabtu, 06 Maret 2021

Menulis Ikhlas, Niat Beribadah

"Menulis dengan ikhlas diniatkan untuk beribadah, berbagi ilmu karena Allah yang berarti berbuat baik, menyebarkan ilmu, maka akan mendapat bonus dari Allah" ini adalah prinsip menulis yang dimiliki Bu Kanjeng. Bu Kanjeng adalah sapaan akrab dari Sri Sugihastuti, pendidik, blogger dan pegiat literasi.

Di tengah kesibukannya, sebagai seorang penulis beliau tak melewatkan waktu untuk tidak menulis, meski di waktu malam. Bagaimana dia bisa tetap konsisten menulis? 

  • mengubah mindset : saya bisa.  Dia punya target, meski menulis di waktu malam karena tengah, tidak seperti orang lain, sambil menunggu bisa menulis. Tapi bila ide tiba-tiba segera dicatat di Hp, lalu buat outline apa yang harus ditulis untuk dikembangkan kemudian.  Kapan harus menulis, yang tahu diri kita sendiri, harus komitmen dan niat.
  • "Aku dan muridku"  harus punya passion, me time. Sempatkan untuk menulis satu atau dua jam.

Tema Buku

Dari blog bisa dijadikan buku. Dari buku antologi bisa dibuat buku solo, tapi ditulis sumbernya : pernah ditulis di antologi dengan judul (judul buku yang dulu ditulis). Dari penelitian bisa dibuat buku, dari Best Practice bisa juga dibukukan, judul harus pendek tidak seperti judul PTK atau BP. BP yang dibukukan ada 2 macam, BP untuk lomba atau untuk penilaian (PAK) dan BP dari kumpulan tulisan terbaik saat mengajar, tentu memiliki format yang berbeda.

Kumpulan literasi siswa juga bisa dibukukan, misal kumpulan cerpen dan kumpulan puisi. Bagaimana bisa menjadi kurator? Guru harus banyak membimbing pada siswa sampai bisa. Jangan sampai siswa mengambil dari internet. Dengan demikian secara tidak langsung guru mengajak untuk gemar membaca dan menulis. Buku kumpulan puisi minimal 45 judul, untuk cerpen 10-15 judul, ukuran kertas A5. 

Buku memoar isinya pengalaman penulis, misal temanya saat hidup susah, memoar  bersama pasangan, pengalaman sebagai guru di daerah terpencil dan sebagainya. Hal lain yang bisa dibukukan misal kumpulan resep masakan daerah, beberapa perjalanan hidup tokoh daerah, buku tentang seni, hobi (musik, berkebun) dan ketrampilan. Tema memoar bisa ditulis per bulan atau per peristiwa, diberi judul. Untuk judul buku bisa dipilih salah satu judul bab. Bisa dibuat langsung,  di awal dibuat prolog, diakhir dibuat analog.

Kata pengantar pada buku bisa dibuat oleh orang lain atau pemerhati buku, bisa juga dari pimpinan sedangkan Prakata ditulis oleh penulis sendiri.  

Diharapkan guru lebih produktif berkarya dalam membuat buku. Banyak proses menuju penulis handal, kuncinya pada diri sendiri. Bagaimana merubah mindset kita. Bila belum bisa membuat satu buku, kita bisa belajar dengan membuat buku antologi. Antologi sebagai jembatan menjadi penulis tunggal.

Wow.. kereeen..bial kita sudah membuat buku dan menerbitkannya. Buku adalah mahkota penulis. Orang lain bisa melihat dan menilai kita dari tulisan yang kita bukukan. Mari berlomba-lomba membuat mahkota tentang apa saja yang bisa kita bagikan, kita sumbangkan untuk orang lain.  Niati dengan ibadah , Insya Allah akan menjadi jariyah kelak. Selamat berkarya selamat berliterasi.


Jumat, 05 Maret 2021

Menjadi Guru Inovatif dan Kreatif

 

"Kiat jitu menjadi guru yang inovatif dan kreatif" adalah tema Belajar Bicara PGRI hari ke-18 dengan narasumber hebat Guru Berprestasi tingkat nasional. Sigit Suryono, M.Pd. adalah Duta Rumah Belajar Teinovatif Nasional 2018 dari Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.  Nama Sigit telah dikenal luas oleh para guru di Yogyakarta sebagai trainer dan tim pengembang TIK di Kabupaten Gunungkidul maupun di Daerah Istimewa Yogyakarta sejak tahun 2009. Aktif mengajar di SMP Negeri 1 Wonosari Gunungkidul sejak tahun 2005. Keberhasilan Sigit meraih prestasi tak lepas dari dukungan  istri Dwi Riastuti, M.Pd, serta putra dan putri tercinta Muhammad Yunus Baskara, dan Galuh Ray Ranna.

Apa yang telah beliau bagikan malam ini menginspirasi kita untuk selalu belajar dan belajar untuk terus berinovasi dan berkreasi. Banyak karya inovatif yang telah dihasilkannya, antara lain Semifinalis National Innovative Teacher Competition tahun 2008, Finalis Media Pembelajaran Tingkat Nasional tahun 2009, Finalis Lomba Media Pembelajaran Tingkat Nasional 2012, Finalis Forum Ilmiah Guru Tingkat Nasional tahun 2013, Finalis Lomba Mobile Edukasi Tingkat Nasional tahun 2014 dan 2015 serta puncaknya sebagai Juara 1 Guru Berprestasi SMP Tingkat Nasional tahun 2015.














Menjadi guru bukan berarti tahu segalanya dan tidak mau belajar. Justru sekarang guru harus mau belajar dan berinovasi diri. Sebagai guru pembelajar harus siap mengikuti perkembangan ilmu, perkembangan teknologi, sehingga inovasi dapat dilakukan pada penggunaan media pembelajaran (menguasai TIK), metode pembelajaran, alat pembelajaran, dan cara mengajar. Inovasi timbul dari masalah saat kita melakukan pembelajaran, sasarannya adalah siswa.

Untuk meningkatkan kompetensi kita juga bisa berkolaborasi dengan sesama guru yang lain dalam MGMP bisa juga lintas mapel. Selain dapat memetik atm (amati tiru modifikasi) tentu saja dengan berkolaborasi menambah wawasan yang tujuan akhirnya untuk siswa. 

Penelitian dan refleksi sangat dibutuhkan agar kita bisa memperbaiki kinerja  dan juga mendokumentasikan karya kita. Dan karya kita merupakan bukti keberadaan kita. Setiap hasil riset atau bahan ajar yang kita bukukan kita niatkan untuk berbagi dalam kebaikan.  Karya tulis yang kita buat akan dikenang orang lain. Syukur-syukur karya kita bisa bermanfaat bagi orang lain dan menjadi nilai prestasi untuk kita.

Nah...teman-teman guru pembelajar hebat, sebenarnya kita  mampu untuk belajar dan berinovasi. Kuncinya adalah "mau". Dimana ada kemauan di situ ada jalan, dimana ada kemalasan di sana ada hambatan. Mari kita tingkatan kompetensi kita, belajar sepanjang hayat berkarya sepanjang usia. 

Selasa, 02 Maret 2021

Mengajar Gaya Motivator

Kuliah Public Speaking for Teacher malam ini bertema Mengajar Gaya Motivator disampaikan oleh motivator hebat Aris Ahmad Jaya yang telah lebih dari 20 tahun menjadi motivator dan sudah ribuan kejadian yang dirasakan audiens, jutaan orang yang sudah termotivasi oleh beliau. 

Menurutnya guru ada 3 kelompok yaitu guru : nyasar, bayar dan sadar. Guru nyasar adalah yang tidak menjadikan profesi guru sebagai profesi yang dicintai, selalu mengeluh ketika siswa tidak sesuai keinginannya, tidak dirindukan siswanya, tidak punya inisiatif menggerakan siswa, hanya mentransfer ilmu saja. Guru bayar adalah guru yang selalu berorientasi pada uang, semua dinilai dengan uang, harus ada imbalan saat menjalankan tugasnya, mengejar sertifikasi. Saedang guru sadar adalah guru dengan penuh tanggung jawab menjalankan tugasnya, tidak hanya mentransfer ilmu tapi lebih dari itu merasa profesi sebagai guru patut disyukuri dan merupakan amanah.

Guru hebat adalah guru yang  memastikan siswanya untuk memperhatikan dan mendengarkan.Guru adalah kurikulum yang sesungguhnya, maka kita harus belajar bagaimana menyampaikan dengan baik. Bagaimana untuk menyampaikan dengan baik, inilah rahasia motivator mengajar yaitu 'mengubah di menjadi me'. Kalau kita ingin dicintai maka kita harus mencintai. Kalau kita ingin dihargai kita harus menghargai. jadi sebelum orang lain melakukan, kita harus memulai diri telebih dahulu. Guru adalah pintu dan jendela ilmu, bagaimana siswa mencintai atau membenci pelajaran kita, kuncinya dari cara mengajar kita.

Ada 4 tingkatan guru dalam berkomunikasi di kelas :
  1. hanya sekedar mampu mengajar, guru hanya mentransfer ilmu saja. Bila sudah mengajar, lepas tanggung jawab, tidak peduli siswa bisa atau tidak, paham atau tidak.
  2. mendidik, guru yang tidak hanya mengajar tetapi juga mendidik, menasihati, menanamkan nilai karakter, punya tanggung jawab moral terhadap perilaku siswa,
  3. menginspirasi, guru yang mampu memberi sebuah rasa, dan rasa tidak hilang sepeninggal kita (setelah tidak mengajar lagi), setelah lulus, siswautidak lupa apa yang pernah ditanam oleh gurunya. Guru punya prinsip "tidak ada otak pintar atau otak bodoh yang ada otak terlatih, otak terlatih mengalahkan otak pintar", yang artinya dengan kemauan dan kerja keras akan menjadi pintar, sebaliknya tanpa kemauan dan kerja keras orang menjadi bodoh.
  4. menggerakan, guru yang mampu menggerakan yang diam menjadi bergerak luar biasa, guru memberikan momentum atau lecutan  siswa untuk bergerak dari pasif menjadi aktif luar biasa. Guru ini akan dikenang oleh siswa tersebut, bahkan sepanjang hidupnya, bila dia sukses kelak. 
Apakah kita sudah memberikan momentum pada siswa kita? Apakah kita sudah menjadi guru penggerak ataukah hanya guru pengajar saja? Mari kita refleksi diri kita. Guru juga seorang motivator. Bagaimana menjadi seorang motivator hebat? 
Berikut ini tipsnya : kita diijinkan oleh audiens. Untuk diijinkan audiens kita pandai berbicara, bukan sekedar menyusun kata, tetapi adalah seni bagaimana kita diterima audiens. Pada diri kita punya frekuensi, dan frekuensi yang kita pancarkan akan ditangkap audiens.

Dari tayangan video di atas kita bisa melihat bagaimana dari kata-kata de  ngan fekuensi yang tepat bisa ditangkapa audiens dan lihat perubahan yang terjadi. Lihat perbedaan makna dari 2 kalimat berikut : I am blind, help me please dan kalimat It's  a beautiful day and I can't see.

Bagaimana menjadi pribadi yang umenyenangkan? Kita harus melakukan 6 S : senyum, salam, sapa, santun, sanjung, simulasi.

  • senyum : senyum tulus, keluar dari hati. Lakukan rumus 1225 (1 detik kelua dari hati, tarik bibir 1 cm kiri kanan, tahan 5 detik)
  • salam : beri salam pada audiens, maka rasakan demikian dahsyatnya mereka menjawab salam kita. Karena salam adalah doa. Contoh kalimat yang bisa digunakan :
        " Semuanya yang menjawab salam saya, saya doakan otaknya cerdas!" 

      " Semuanya yang menjawab salam saya, saya doakan sehat!"

  • sapa : beri sapaan penyemangat yang lebih besar. Contoh kalimat sapaan :
      " Apa khabar baik ?" Jawab : "Semakin baik!"
      " Apa khabar sehat?" Jawab : "Semakin sehat!"
      " Selamat pagi!" Jawab : "Pagi, pagi, pagi, luar biasa!"
  • santun : pancaran rasa bahagia
  • sanjung : jangan pelit untuk memberi pujian atau reward, karena pujian membangkitkan motivasi dan menyenangkan audiens. "Saya senang mengajar di kelas ini. Siswanya kreatif ".
  • simulasi : permainan yang melibatkan audiens.
Nah...teman-teman guru-guru pembelajar hebat yuk kita jadi guru penggerak, mengajar dengan gaya motivator, bukan sekedar transformator ( mentransfer informasi). Karena sesungguhnya kita adalah pengemban amanah. Semoga apa yang kita sampaikan, kita amalkan menjadi jariyah buat kita. Amin.

  

Mampukah Aku Menghadapinya

 Mampukah Aku Menghadapinya Siang itu aku begitu malas untuk mengajar. Hari-hari rasanya begitu aneh. Begitu meresahkan. Menyebalkan. Membua...