Jumat, 05 Maret 2021

Menjadi Guru Inovatif dan Kreatif

 

"Kiat jitu menjadi guru yang inovatif dan kreatif" adalah tema Belajar Bicara PGRI hari ke-18 dengan narasumber hebat Guru Berprestasi tingkat nasional. Sigit Suryono, M.Pd. adalah Duta Rumah Belajar Teinovatif Nasional 2018 dari Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.  Nama Sigit telah dikenal luas oleh para guru di Yogyakarta sebagai trainer dan tim pengembang TIK di Kabupaten Gunungkidul maupun di Daerah Istimewa Yogyakarta sejak tahun 2009. Aktif mengajar di SMP Negeri 1 Wonosari Gunungkidul sejak tahun 2005. Keberhasilan Sigit meraih prestasi tak lepas dari dukungan  istri Dwi Riastuti, M.Pd, serta putra dan putri tercinta Muhammad Yunus Baskara, dan Galuh Ray Ranna.

Apa yang telah beliau bagikan malam ini menginspirasi kita untuk selalu belajar dan belajar untuk terus berinovasi dan berkreasi. Banyak karya inovatif yang telah dihasilkannya, antara lain Semifinalis National Innovative Teacher Competition tahun 2008, Finalis Media Pembelajaran Tingkat Nasional tahun 2009, Finalis Lomba Media Pembelajaran Tingkat Nasional 2012, Finalis Forum Ilmiah Guru Tingkat Nasional tahun 2013, Finalis Lomba Mobile Edukasi Tingkat Nasional tahun 2014 dan 2015 serta puncaknya sebagai Juara 1 Guru Berprestasi SMP Tingkat Nasional tahun 2015.














Menjadi guru bukan berarti tahu segalanya dan tidak mau belajar. Justru sekarang guru harus mau belajar dan berinovasi diri. Sebagai guru pembelajar harus siap mengikuti perkembangan ilmu, perkembangan teknologi, sehingga inovasi dapat dilakukan pada penggunaan media pembelajaran (menguasai TIK), metode pembelajaran, alat pembelajaran, dan cara mengajar. Inovasi timbul dari masalah saat kita melakukan pembelajaran, sasarannya adalah siswa.

Untuk meningkatkan kompetensi kita juga bisa berkolaborasi dengan sesama guru yang lain dalam MGMP bisa juga lintas mapel. Selain dapat memetik atm (amati tiru modifikasi) tentu saja dengan berkolaborasi menambah wawasan yang tujuan akhirnya untuk siswa. 

Penelitian dan refleksi sangat dibutuhkan agar kita bisa memperbaiki kinerja  dan juga mendokumentasikan karya kita. Dan karya kita merupakan bukti keberadaan kita. Setiap hasil riset atau bahan ajar yang kita bukukan kita niatkan untuk berbagi dalam kebaikan.  Karya tulis yang kita buat akan dikenang orang lain. Syukur-syukur karya kita bisa bermanfaat bagi orang lain dan menjadi nilai prestasi untuk kita.

Nah...teman-teman guru pembelajar hebat, sebenarnya kita  mampu untuk belajar dan berinovasi. Kuncinya adalah "mau". Dimana ada kemauan di situ ada jalan, dimana ada kemalasan di sana ada hambatan. Mari kita tingkatan kompetensi kita, belajar sepanjang hayat berkarya sepanjang usia. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mampukah Aku Menghadapinya

 Mampukah Aku Menghadapinya Siang itu aku begitu malas untuk mengajar. Hari-hari rasanya begitu aneh. Begitu meresahkan. Menyebalkan. Membua...