Rabu, 17 Februari 2021

Tiap Hari Nyandu Menulis



Menulis sudah menjadi "candu" bagi mereka yang sudah merasakan nikmatnya menjadi penulis, merasakan  manfaat dari menulis. Tiada hari yang terlewat tanpa diabadikan dengan tulisan. Tiada peristiwa yang terlewat tanpa dirangkai menjadi ide dalam cerita. Memang bagi seorang penulis, apapun yang terekam pada panca indera dapat menjadi stimulus untuk dituang dalam kata.

Menulis seperti kebutuhan pokok. Bila kita tidak menulis, rasanya ada sesuatu yang kurang, ada yang hilang. Menulis merupakan obat bagi mereka yang sakit, karena dengan menulis bisa mengungkapkan perasaan, ide, pemikiran walaupun hanya sekedar cerita, berbagi pengalaman atau tips sederhana. Bagi kita mungkin hanya sebuah coretan yang tidak bermakna, tapi bagi orang lain bisa jadi sangat berharga. Itulah mengapa kadang dari sebuah tulisan bisa memberi  motivasi, dorongan atau pencerahan bahkan inspirasi dari masalah yang dihadapi.

Tapi yang menjadi kendala dan hambatan dalam menulis bukan tidak ada ide atau tidak punya waktu untuk menulis, terkadang rasa malas yang begitu besar ada dalam diri, sehingga enggan untuk mulai menggerakan tangan. Kita lebih sering memegang HP untuk berkomen di chat, membuka Facebook, WA atau instagram hanya sekedar  untuk say hello teman kita, atau memposting foto pribadi. Alangkah baiknya jika kita manfaatkan waktu di medsos tidak hanya posting yang tidak ada gunanya atau bergosip saja, tetapi mengisinya dengan menulis konten yang bermanfaat, atau bisa juga berniaga.  

Meminjam istilah “ngemil” dari sedikit demi sedikit menulis apa saja yang ada di sekitar kita, menjadi tantangan untuk kita dokumentasi menjadi sebuah buku. Bila ini kita istikomahkan, setiap hari, tentu akan banyak coretan yang tersimpan, yang nantinya bisa kita pilih, kita susun menjadi satu tema dan jadilah sebuah buku. Minimal buku itu untuk kalangan sendiri, anak cucu kita, atau komunitas kita.

Tema buku bisa berupa memoar perjalanan hidup, pengalaman atau kisah inspiratif, otobiografi, pendidikan, keagamaan, dalam bentuk fiksi atau non fiksi. Atau kalau kita senang, bisa menulis puisi, cerpen, novel atau naskah drama, boleh juga. Yang penting kita menulis. Karena dengan menulis, salah satu manfaatnya adalah mencegah penyakit alzhaimer yaitu suatu penyakit otak yang mengakibatkan penurunan daya ingat, kemampuan berbicara dan berpikir serta perubahan perilaku secara bertahap. Kenapa bisa? Karena otak kita senantiasa bekerja dan "berefreshing" dengan menulis. 

Nah.. teman-teman guru pembelajar yang hebat, yuk..optimalkan apa yang sudah Tuhan anugerahkan pada kita. Optimalkan kesehatan jasmani dan rohani kita, optimalkan waktu kita dengan menulis dan berbagi. Insya Allah akan menjadi ladang ibadah buat kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mampukah Aku Menghadapinya

 Mampukah Aku Menghadapinya Siang itu aku begitu malas untuk mengajar. Hari-hari rasanya begitu aneh. Begitu meresahkan. Menyebalkan. Membua...