Kamis, 25 Februari 2021

Pola Asuh Anak Bentuk Pribadi Anak


Anak ibarat pohon yang akan kita panen kelak kemudian hari, maka tanam dan rawatlah dengan baik. Jika  kita ingin anak sabar, berilah contoh menjadi oang tua yang sabar. Jika ingin anak jujur maka janganlah berbohong pada anak. Karena anak cenderung meniru apa yang dilakukan oleh orang tuanya. Ada pepatah yang mengatakan "buah jatuh tidak jauh dari pohonnya".

Anak terlahir dengan membawa garis kehidupan yang sudah dicatat sejak dia dalam kandungan umur 4 bulan saat ruh ditiupkan. Catatan rahasia yang hanya Allah SWT yang mengetahuinya, lahir mati jodoh dan umur. Bayi terlahir ibarat lembaran kertas putih bersih tanpa coretan. Orang tua adalah guru pertama bagi anak, dialah yang pertama kali mengasuhnya, akan mencoretkan dan mengisi kertas itu, dengan tinta hitam atau merah, atau warna lainnya. Akan dibawa kemana dan menjadi apa anak kita, kitalah pemegang kunci utama yang membentuk akhlak mereka.

Kepribadian dan akhlak anak juga dibentuk dari lingkungan dimana dia berada. Anak yang berada pada lingkungan yang keras, dia akan tumbuh menjadi pribadi yang keras, pemberontak dan pantang menyerah. Anak yang tumbuh di lingkungan yang penuh cinta dan kasih sayang akan tumbuh menjadi pribadi yang lembut, penyabar, penyayang dan bertanggung jawab. 

Memberi contoh dan menanamkan kedisiplinan anak tidak harus dengan bentakan dan teriakan. Mulailah dengan kalimat halus, kalimat sederhana yang bisa dimengerti anak. Berikan alasan mengapa ada hal yang tidak boleh dikerjakan dan boleh dilakukan dengan kalimat yang jelas, tanpa membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain. Karena pada hakikatnya anak tidak mau dibandingkan dengan orang lain, meskipun dengan saudaranya. 

Pola asuh anak adalah suatu proses yang ditujukan untuk meningkatkan serta mendukung perkembangan fisik, emosional, sosial, finansial, dan intelektual seorang anak sejak bayi hingga dewasa. 

Pola asuh permisif 

Menurut ahli, pola asuh anak jenis ini memberikan kebebasan pada anak untuk menyatakan dorongan atau keinginannya. tidak memberikan batasan yang tegas pada anak. Orang tua akan mengikuti apapun yang anak inginkan sehingga ia cenderung enggak memiliki keteraturan dan kemampuan untuk meregulasi diri. Jika anak melakukan kesalahan, orangtua dengan pola asuh ini jarang, bahkan tidak pernah memberikan hukuman.

Menurut ahli, dampak pola asuh permisif akan membawa pengaruh atas sifat-sifat anak, seperti: suka memberontak, prestasinya rendah, suka mendominasi.kurang memiliki rasa kepercayaan diri, kurang bisa mengendalikan diri.

Pola Asuh Otoriter

Dalam buku Raising Children In Digital Era, dikatakan bahwa tipe orang tua otoriter biasanya lahir dari pola asuh serupa yang diterimanya ketika kecil. Pola asuh anak jenis ini tidak memberikan ruang diskusi pada anak. Peraturan dibuat untuk mengontrol anak.  Anak harus patuh, dan bila melanggar maka konsekuensinya adalah hukuman, bahkan hukuman fisik.   

Menurut ahli, efek negatif dari hukuman fisik ini bisa berakibat buruk pada fisik dan mental anak yaitu membuat anak berperilaku agresif, tak percaya diri, dan pemalu.  Anak yang sejak kecil selalu dikontrol kehidupannya, ternyata tidak bahagia dan memiliki kesehatan mental yang rendah. 

Menurut ahli, dampak pola asuh otoriter akan membawa pengaruh atas sifat-sifat anak, seperti: tidak bisa mengambil keputusan sendiri, takut salah, tidak mempunyai kekuatan untuk mengatakan tidak, takut mengemukakan pendapat.

Pola Asuh Autoritatif

Pola asuh ini memberikan batasan perilaku yang jelas dan konsisten. Selain itu, pola asuh autoritatif tidak menggunakan kekerasan dalam mengasuh anak. Di sini, orang tua akan mendorong adanya diskusi dengan anak, memberikan kebebasan tapi juga memberikan kontrol. Anak akan diberikan kesempatan untuk mencoba dan bertanggung jawab pada pilihannya.

Dampak pola asuh autoritatif pada anak adalah, anak memiliki keterampilan sosial yang baik, terampil menyelesaikan permasalahan, mudah bekerja sama dengan orang lain, lebih percaya diri dan lebih kreatif.

Nah...teman-teman guru pembelajar, pola asuh anak yang disarankan adalah yang autoritatif, yang juga bisa kita terapkan dalam mendidik siswa kita di sekolah. Berikan kesempatan anak untuk berkreasi, menyelesaikan tugas yang kita berikan terutama tugas keterampilannya, latih siswa untuk berdiskusi, bekerja sama dengan temannya untuk menumbuhkan rasa percaya diri. Mari, kita tanamkan teladan yang baik untuk anak dan siswa kita.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mampukah Aku Menghadapinya

 Mampukah Aku Menghadapinya Siang itu aku begitu malas untuk mengajar. Hari-hari rasanya begitu aneh. Begitu meresahkan. Menyebalkan. Membua...