Minggu, 26 Juni 2022

Beri Aku Waktu (10)

"Pi, besok ngantar aku agak gasik ya. Aku mau buat tugas kelompok sama temen aku di sekolah. Nanti pulangnya juga jemput agak sore nggak papa.", kata Nicho manja pada papinya.

Anak semata wayang Budi itu selalu menggelendot papinya. Seperti sore ini saat papinya duduk bersantai di ruang keluarga sambil menonton motor GP. Nicho lebih dekat dengan papinya ketimbang dengan Ervi, maminya. Meski usianya sudah remaja, anak umur lima belas tahun ini masih tampak kanak-kanak, dan senang bermanja dengan papinya, apalagi dia anak satu-satunya Budi, yang tentu saja Budi sangat menyayanginya

"Emang kamu mau berangkat jam berapa Cho?", tanya maminya. Mau bareng mami sekalian?"

"Mami berangkat jam berapa?"

"Kalau kamu mau gasik, mami bisa antar kamu dan mami akan ngantor sekalian. Kasihan kalau papimu bolak-balik, Cho."

"Tapi pulangnya dijemput papi ya. kemarin papi janji mau belikan Nicho HP baru."

"Nic HP mu kan masih bagus. Jangan banyak ngegame. Kamu sudah kelas sembilan. Waktunya bermain dikurangi. PAT sebentar lagi loh.."

"Tapi papi yang janji sendiri mau beliin Nicho HP baru, mam. Kan pakai uangnya papi. Nggak uangnya mami", rajuk Nicho.

"Iya, ya...besok papi jemput. Nontonnya jadi nggak seru nih.. Yang seru kalian berdua", sela Budi. 

"Makasih, Pi...Papi emang ganteng. Udah gitu baiiik banget sama Nicho. Nicho sayang ama Papi."

 Cup..cup..cup. Ciuman itu mendarat di pipi Budi. Sambil memeluk papinya. Nicho tak henti-hentinya mencium papinya. Kedekatan Nicho pada Budi lebih kentara daripada dengan Ervi maminya. Entah kenapa Ervi tak dapat menarik perhatian dari anaknya. 

Sebagai seorang ibu, apakah Ervi  tak merasa kalau anaknya lebih dekat dengan papinya ketimbang maminya sendiri. Sejak kecil, Ervi telah membentuk pola asuh yang salah pada anaknya. Dia terlalu sibuk bekerja mengejar kariernya daripada mengurus rumah. 

Sebelum memiliki rumah sendiri, Budi dan Ervi menumpang di rumah orang tua Budi. Budi yang anak ragil itu setelah menikah dengan Ervi memang belum memiliki rumah sendiri masih menumpang dengan kedua orang tuanya. Karena ketiga saudaranya sudah menikah semua dan tinggal di rumah mereka masing-masing maka kedua orang tuanya kesepian kalau ditinggal Budi. Maka mau tak mau Budi dan istrinya tinggal di rumah orang tua Budi.    

Nicho yang sejak kecil tinggal di keluarga itu, tentu menjadi cucu kesayangan nenek dan kakeknya. Sejak kecil menjadi pengasuhan nenek dan kakeknya. Apalagi Ervi yang sering lembur sampai malam, sedangkan Budi yang bekerja sebagai sales lebih banyak waktunya untuk merawat Nicho, maka tak heran kedekatan Nicho lebih condong ke papinya daripada Ervi maminya.

Mulai dari memandikan, menyuapi, mengantar sekolah sampai mau tidurpun, yang dicari Nicho kecil adalah papinya. Belajar ataupun membuat PR selalu bersama papinya. Dan dengan telaten dan penuh kasih sayang Budi mencurahkan perhatiannya pada Nicho. Bila papinya belum pulang atau ada meeting kantor, Nicho kecil selalu menanyakan pada neneknya kapan papinya pulang. Nicho kecil pun akhirnya lebih lengket sama papinya.

bersambung ...



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mampukah Aku Menghadapinya

 Mampukah Aku Menghadapinya Siang itu aku begitu malas untuk mengajar. Hari-hari rasanya begitu aneh. Begitu meresahkan. Menyebalkan. Membua...