Jumat, 13 Mei 2022

Beri Aku Waktu (4)


Setelah melakukan pemeriksaan seluruh kondisi organ dan darah (general chek up) dengan hasil yang baik dan memungkinkan untuk melakukan kolostomi, maka dokterpun siap melakukan kolostomi pada Budi. Dan Budi akan menjalani operasi. Sehari sebelum operasi Budi sudah di ruang perawatan dan menjalani puasa 12 jam. 

'Ya Allah... semoga ini jalan yang terbaik demi penyembuhan pengakit Budi. Berilah kelancaran dan kemudahan tim dokter  dalam melakukan operasi. Tolong beri kesembuhan Budi, anakku ya Allah. Hilangkan penyakitnya, beri umur panjang Ya Robb, beri kesembuhan dan tak kambuh lagi. Berilah kesehatan, keikhlasan dan kesabaran serta semangat untuk sembuh. Semoga setelah ini kehidupannya berjalan normal, hidup berbahagia, bisa mendampingi anak dan istrinya. Bisa mengantar anaknya satu-satunya meraih cita-citanya. Ya, Allah, ya Syifa, Ya Rahman ya Rahim hanya kepadaMu kami mohon ampun dan pertolongan, wahai Dzat Yang Maha Pengampun dan Pemberi. Amin.'

Bersimpuh. Dalam tahajud malam ini. Menyebut namaMU, kebesaranMu dan kuasaMu. Berurai air mata, pasrah dan ikhlas..aku memohon dengan segenap jiwa dan rasa. Kutumpahkan semua yang ada di hati, Engkau Maha Tahu segala isi hati, Ya Allah. Engkau tahu yang aku rasakan. Ya, Allah. sembuhkan anakku, beri yang terbaik untuknya, kasih sayangi dia, beri waktu padanya untuk bertobat, untuk berbuat kebaikan antar sesama, untuk mengisi hari-harinya lebih bermanfaat bagi keluarganya, bagi orang lain, bagi sesama. Di sisa hidupnya yang kami tak tahu entah sampai kapan, berilah kesempatan kami untuk membahagiakannya. Kami orang tuanya, saudaranya, keluarganya sangat menyayangi dan mencintainya.

***

Tuuut..

Gawaiku berdering..

"Oma, kita mau bezuk Om, Budi. Oma ikut nggak? Hari ini masuk ruang operasi jam delapan pagi. Selesai operasi dan keluar ruangan mungkin jam sepuluhan." 

"Iya, Lus. Aku ikut. Mbak Asih sudah di sagobatangna dari tadi pagi," sahut Oma. "Pagi ini Evi masuk kerja dan tidak bisa  menemani Budi. Dia tetap ngantor. Malamnya baru nginap di rumah sakit sampai pagi. Esoknya Mbak Asih gantian yang jaga Budi."

Lusiana adalah menantuku yang ketiga. Dia istri Hari, anakku. Lusi bekerja di salah satu bank swasta di kota ini. Menantuku ini cantik, pintar, sayang belum diberi momongan. Menikah dengan Haryanto anakku sembilan belas tahun yang lalu. Beberapa usaha untuk mendaptkan keturunan sudah dia tempuh, dari pijat ke dukun bayi, pengibatan tradisoinal, dokter spesialis kandungan hingga program bayi tabung sudah dijalaninya. Tapi semua belum berhasil. Allah belum menitipkan momongan untuk wanita cantik ini.

Evi, istri Budi memang tidak ijin untuk menunggu suaminya yang sedang operasi. Tidak tahu alasannya kenapa. Tetapi yang jelas aku rasakan menantuku satu itu memang kurang perhatian terhadap keluarganya. Leasing tempat dia bekerja memang baru-baru ini mengalami masa-masa pengurangan pegawai. Jadi mungkin dia takut kinerja dinilai atasan tidak loyal karena sering minta ijin meski alasan cukup urgen menunggui suami operasi. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mampukah Aku Menghadapinya

 Mampukah Aku Menghadapinya Siang itu aku begitu malas untuk mengajar. Hari-hari rasanya begitu aneh. Begitu meresahkan. Menyebalkan. Membua...