Siang ini saya buka salah satu grup WA. Ada satu postingan yang membuat saya tergelitik untuk mengomentarinya. Komentar saya adalah bahwa saya sependapat dan setuju bila otak kita mampu menghasilkan energi yang luar biasa atau ide yang cemerlang …manakala kita dihadapkan pada situasi yang sulit..atau saya menyebutkan dengan istilah “the power of kepepet” .
Bagaimana bisa itu terjadi? Saat ada pemicu atau rangsangan atau stimulus, otak akan merespon. Dan apabila pemicu itu adalah hal yang negatif misalnya kesedihan, kekecewaan, kemalangan, keburukan… biasanya kita berupaya keras keluar dari masalah yang dihadapi atau berusaha memecahkan masalah tersebut dengan berbagai jalan, supaya kita tetap survive atau sebaliknya kita tertantang untuk menghasilkan karya atau ide cemerlang yang bisa menaikkan kekuatan diri kita.
Dalam postingan yang disampaikan oleh Bapak Budiman Hakim yang lebih dikenal dengan sapaan Om Bud dan Bapak Asep Herna dengan panggilan Kang Asep atau Kang Asep yang Kasep mengawali dengan pertanyaan “Kenapa kita harus menulis?”
Banyak orang ngomong bahwa, Dia tidak suka menulis bahkan tidak penah menulis. Nah, walaupun belum membuat riset, walaupun tanpa data, saya berani bilang, Itu pasti hoax! Karena menulis adalah kebutuhan primer, sama seperti halnya dengan makan, minum dan tidur. Kita boleh bilang bahwa kita bukan culinary man. Tapi toh kita tetap harus makan. Begitu juga menulis. Kita mungkin tidak suka menulis, tapi kita selalu ngetweet, kita bikin status di FB, kita bikin caption di Instagram, kita chatting di WA dan gadget lain. Kita menulis pelajaran di kampus, kita membuat laporan di kantor dan dimana saja kita berada. Artinya, suka gak suka, kita tetap saja menulis.
Point saya adalah, karena kita tetap dan terpaksa harus menulis, kenapa kita tidak sekalian saja memperdalam ilmu penulisan kita. Kenapa demikian? Karena menulis itu banyak sekali manfaatnya. Diantaranya :
1. MENGABADIKAN PENGALAMAN HIDUP
Kita bisa mengabadikan hal-hal menarik dalam hidup kita. Kenapa perlu kita abadikan? Karena yang perlu kita wariskan pada anak dan cucu kita bukanlah harta tapi pengalaman hidup dan wisdom kita. Menulislah! Tidak usah malu mengungkapkan sisi hitam kita. Karena bukan sisi negatif itu yang akan kita highlite tapi hikmah positif apa yang kita peroleh dari peristiwa tersebut.
2. MENINGGALKAN LEGACY
Menulis membuat kita bisa meninggalkan legacy untuk keturunan kita. Cucu-cucu yang tidak sempet ketemu kita, pasti seneng banget ketika membaca, “Wah, kakek buyut kita, Away, ternyata dulu seorang content provider, Loh. Ih, kagum sama Opung Tony!”
“Gile, ternyata nenek buyut kita, Endang Larasati adalah pemain piano sekaligus pencipta lagu, loh. “
“Ih, kakek buyut kita Tony ternyata pernah demo menggulingkan presiden loh. Hebat banget. Sayang kita gak sempet ketemu beliau.” Mengharukan, bukan? Dan kalau buku kita bagus, bukan cuma keluarga tapi dunia akan membaca buku kita.
Seperti orang bijak berkata, “If you want to know the world, READ. If you want the world to know you, WRITE!
3. MEMBUANG SAMPAH EMOSI
Jiwa menderita, tubuh menjerit. Itulah yang tejadi di era modern seperti sekarang. Sebagian besar penyakit yang menggeragoti tubuh selalu datang dari masalah psikis (Psychosomatic). Alhamdulillah salah satu obat yang paling manjur adalah menulis. Menulis berfungsi sebagai EMOTIONAL DETOX yang mampu mengusir rasa sakit, penderitaan, rasa bersalah, kesedihan dan stress.
Semua itu berpangkal dari energi negatif yang semakin gila datang dari media digital. Kalau semua energi negatif tersebut dibiarkan dalam tubuh, lama kelamaan akan mengakibatkan tubuh kita sakit. Orang psikologi biasa menyebutnya dengan istilah FUNGSI KATARSIS, yaitu menulis mampu mencegah kita dari penyakit psikosomatis.
Jadi ketika kita sedang gelisah akan sesuatu, MENULISLAH! Maka kegelisahanmu akan pudar. Jika kegelisahan itu terlalu personal untuk dibuka ke publik, kalian bisa menulis tentang hal lain. Tentang apa saja semau kita. Hasilnya? Aneh bin ajaib! Kegelisahan kita tetap menghilang. Begitu powerfulnya menulis bagi kesehatan kita.
4. MENULIS ITU SEPERTI MAIN GAME
Main game sering disebut dengan melampiaskan aktualisasi diri. Menulis itu persis seperti main XBOX atau PS (Play Station).
Perhatiin deh, game yang dipilih oleh anak kita. Pilihan game yang mereka ambil sebenernya sangat mewakili harapan dan imajinasinya. Mereka memilih game balapan karena buat mereka seru dan ternyata menjadi pembalap adalah salah satu impiannya. Memang tidak semua impian bisa jadi kenyataan tapi dengan main game sedikit banyak aktualisasi diri bisa terpenuhi.
Sama dengan main game, menulis juga bisa berfungsi sebagai aktualisasi diri. Buat yang suka berkhayal ingin jadi jagoan, ingin jadi bintang film, ingin jadi Super Hero atau jadi apa aja, BISA.
Tuliskan cerita berdasarkan imajinasi itu. Tokohnya tidak perlu harus kita. Siapapun tokoh yang kita ciptakan, ketika semua kita tuliskan maka semua hal yang kita ceritakan sebetulnya semuanya merupakan representasi dari pikiran, imajinasi, cita-cita dan harapan kita. Dengan menulis cerita, kita bisa jadi apa aja di sana. Pokoknya apapun yang muncul dalam pikiran, apapun yang sering muncul dalam imajinasi kita, tuliskan. Insya Allah tulisan kita akan menjadi bagus. Kenapa demikian? Karena sesuatu yang sering kita imaginasikan pasti sangat sempurna. Minimal buat kita sendiri.
5. MENULIS ITU MENCEGAH PIKUN
Tau, tidak? Banyak orang yang memasuki usia pensiun, seringkali bingung harus melakukan apa. Padahal hidup itu adalah tentang mengejar sesuatu. Meskipun sesuatu itu adalah hal yang sepele, tetap saja harus ada yang dikejar. Itu sebabnya banyak pensiunan cepat meninggal karena mereka tidak punya sesuatu yang harus dikejar. Mereka stress dan merasa tidak berguna menjalani hidup. Padahal masa pensiun itu bukanlah periode di mana kita tidak mengerjakan apa-apa. BUKAN!
Masa pensiun adalah masa di mana kita mempunyai kebebasan untuk memilih pekerjaan yang kita sukai. Karena butuh kegiatan dan membutuhkan sesuatu untuk dikejar, akhirnya para pensiunan tersebut mencoba berkebun, kursus melukis atau kursus MENULIS. Berdasarkan hal itulah, saya berpendapat, daripada menunggu tua baru belajar menulis lebih baik KITA BELAJAR DARI SEKARANG. Apalagi buat yang muda-muda. Manfaatkanlah belajar menulis dari sekarang.
Kalo kita hobby menulis, ketika tua nanti, kita mempunyai kegiatan yang menyenangkan. Kita bisa berkarya, menulis sepuasnya, menerbitkan beberapa buku karena di jaman muda dulu sering tertunda oleh kegiatan lainnya. Artinya dari muda sampai tua, kita akan selalu mempunyai sesuatu yang menyenangkan untuk DIKEJAR. Dan hebatnya lagi, kegiatan menulis akan membuat kita terhindar dari penyakit pikun. Kok bisa begitu?
Karena jika otak kita sering digunakan untuk berimajinasi dan berpikir maka otak kita akan terasah terus. Orang yang terkena penyakit pikun biasanya adalah orang yang kurang menggunakan otaknya untuk berpikir. Akibatnya otaknya tidak terasah dan lama kelamaan menjadi tumpul. dan pada gilirannya kita akan menjadi pikun.
Otak adalah hadiah terhebat dari semua organ tubuh yang kita terima dari Tuhan. Secara umum manusia yang paling pinter pun (termasuk Einstein) konon baru menggunakan kapasitas otaknya sebesar 17%. Jadi bisa dibayangkan bagaimana hebatnya jika kita bisa memaksimalkan otak kita. Pastinya karya kita akan sangat bagus.
6. MENULIS MEMBUAT KITA MENJADI TOKOH YANG DIDENGARKAN
Ada teori yang mengatakan bahwa secara umum manusia terbagi dalam dua tipe;
1. Tipe pembicara dan 2. Tipe pendengar. Minimal di lingkungan saya, semua orang ingin menjadi pembicara sekaligus ingin didengarkan. Terus terang saya kurang sepakat dengan teori itu.
Ada cukup banyak anak-anak bahkan orang dewasa yang merasa terkucil. Kenapa? Karena mereka merasa ortunya sibuk dan cuek. Mau cerita kok mereka males-malesan dengerin kita. Kalau itu yang terjadi pada kita, maka menulislah.
Ketika orang memutuskan untuk membaca tulisan kita berarti dia dengan rela mendudukkan dirinya sebagai pendengar. Dan kita sebagai penulisnya tentu saja adalah pembicaranya.
Jadi kesimpulannya, kita sudah mengetahui betapa banyak manfaat dan betapa pentingnya pengetahuan tentang penulisan. Perlu dipahami bahwa segala kegiatan yang kita lakukan hampir semuanya berhubungan dengan penulisan. Kita mau berjualan di IG, mau jadi stand up comedian, berdakwah, presentasi, membuat film, membuat album lagu, melakukan penelitian dan sebagainya, semua berhubungan dengan dunia Penulisan.
Sejak kemunculan dunia digital, sekonyong-konyong ilmu penulisan malah semakin naik pamornya. Di sosial media semua orang menulis, baik itu di WA, LINE, twitter, Youtube, Facebook, Instagram, dan lain-lain. Itu sebabnya ilmu penulisan menduduki porsi yang sangat mendominasi. Itu juga sebabnya belakangan ini kita melihat berbagai penawaran workshop tentang penulisan/copywriting begitu tinggi. Kenapa demikian? Karena eksistensi manusia sekarang bukan di dunia nyata. Eksistensi manusia sekarang ada di dunia digital. Dan untuk mempunyai eksistensi yang tinggi di dunia digital, senjata utamanya adalah MENULIS!
Jadi teman-teman, yuk kita tanamkan tekad: Kita Harus Mulai Menulis!
If you type your name in Google and you don’t find it, techically you’re dead!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar