Sabtu, 26 September 2020

Deklarasi GPBLHS SMP 42

42! - Hebat!    42! - Jaya!     42! - Luar Biasa!42! - Jaya!

 Spada ..! hijau..!    Spada.! sehat !    Spada..!  berkarakter..!

Spada hijau! Spada sehat ! Spada berkarakter! Semarang semakin hebat !

Yel-yel ini terus menggema di sekolah kami menjelang detik-detik hari peringatan HUT SMP Negeri 42 Semarang. Ya. SMP Negeri 42 tercinta ini akan merayakan HUT kelima nanti pada hari Jumat 25 September 2020. meski sebenarnya hari lahirnya adalah tanggal 24 September. 

Berbagai persiapan telah kami lakukan untuk memperingat HUT Spada (SMP 42) yang kelima. Tema peringatan HUT Spada kali adalah "Peduli Lingkungan" dan bertepatan dengan Deklarasi Gerakan Peduli Budaya Lingkungan Hidup Sekolah (GPBLHS). 

Meski situasi dalam kondisi covid 19, tapi kami semua warga sekolah tetap merayakan momen spesial HUT Spirit Spada V dengan berbagai acara yang menarik, melibatkan orang tua, siswa  guru, dan masyarakat sekitar, tentu saja dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. Program yang telah kami rencanakan bertujuan merevitalisasi lingkungan sekolah menuju Sekolah Adiwiyata. Program tersebut adalah

1. SUSU (Sak Uwong Sak Uwit) atau satu orang satu tanaman, artinya setiap warga sekolah berkewajiban menanam dan merawat satu tanaman di sekolah. Program SUSU tahun ini telah mencanang penanaman 1.250 tanaman dalam bentuk : tanaman toga, tanaman sayur hidroponik, dan tanaman hias. Jenis tanaman toga yang dianjurkan adalah tanaman toga yang dapat digunakan untuk bahan minuman penguat imun tubuh di massa covid seperti jahe merah, kunyit, kencur, sere, kelor dan lidah buaya, Tanaman sayur hdroponik yang digunakan adalah kangkung dan sawi. Tanaman sayur nonhidroponik diantaranya lombok, tomat, terong dan bawang.

2. BUHARTATIK (Budaya Hari Tanpa Plastik) artinya budayakan hari-hari di sekolah tanpa menggunakan plastik sekali pakai. Jadi segala bentuk kegiatan tidak menggunakn plastik sekali pakai, tuntuk mengurangi limbah plastik di sekolah. Wujud dari program ini adalah : semua warga sekolah membawa tempat minum/tumbler dan tempat makan sendiri dari rumah. Tempat makan dan minum boleh dari bahan plastik tapi tidak plastik sekali pakai.

3. SAMAN (Sak Kelas Sak Taman) atau satu kelas satu taman artinya tiap kelas wajib merawat taman yang ada di halaman sekolah. Seluruh taman yang ada di lingkungan sekolah  dibagi sesuai dengan jumlah kelas, dan tiap-tiap kelas wajib merawat dan menjaga keindahan taman tersebut. Sesekali dilombakan yaitu lomba kebersihan kelas dan keindahan taman.

Selain  3 program utama di atas masih ada program yang menuju terwujudnya sekolah sehat dan ini sudah dilaksanakan rutin sebagai budaya sekolah di SMP Negeri 42 yaitu pemilahan sampah dari sampah organik dan non organik, daur ulang sampah dengan menerapkan 3 R (Reuse, Reduce dan Recycle), Bank Sampah (menjual barang bekas/sisa yang bisa dijual) seperti kardus, kaleng, dan kertas  dan uang  dari penjualan tersebut dikumpulkan digunakan untuk membeli bibit tanaman, bibik ikan dan pupuk. 

Oh, iya di sekolah kami juga ada kolam lele dan nila lho. Itu adalah pemanfaatan air limbah sekolah dari air wudlu dari mushola sekolah. Walau program ini baru berjalan beberapa bulan yang lalu, dan sempat terhenti karena korona, tapi kami warga sekolah sudah merasakan hasil panen berkebun dan panen ikan lho ! Ini namanya aqua-minaponik, menanam sayur dan memelihara ikan dalam satu wadah. Ini adalah rancangan guru prakarya kami dan guru penggiat lingkungan di sekolah kami. Tujuannya selain mempraktekan teori pelajaran di sekolah kami,  juga mendidik wira usaha para siswa.

Acara Deklarasi Gerakan Peduli Budaya Lingkungan Hidup Sekolah dihadiri perwakilan orang tua/wali, siswa dan komite. Juga hadir tamu undangan yaitu Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang, Kepala Dinas LIngkungan Hidup, Bapak Camat dan Lurah, Kepala Sekolah SD, SMP sekitar. Setelah penandatanganan Naskah Deklarasi, bapak dan ibu pejabat melepas dan menerbangkan burung sebagai tanda komitmen sekolah melestarikan satwa dan sebagai tanda dimulainya deklarasi dalam kegiatan dan pembelajaran lingkungan yang terintegrasi dalam mata pelajaran dan kokrikuler sekolah.

Di akhir acara, Bapak Kepala Dinas Pendidikan dan Bapak Kepala Dinas Lingkungan Hidup bekenan menanam sebagai tanda dimulainya Gerakan Peduli Budaya Lingkungan Hidup Sekolah. Bersamaan dengan itu orang tua dan siswa yang mengikuti secara virtual dari rumah dan perwakilan siswa, perwakilan orang tua dan guru serentak menanam tanaman yang sudah dipersiapkan. Dengan demikian sebanyak 1.250 berhasil ditanam.

Sungguh ini kegiatan yang postif yang wajib terus dijaga secara kontinu dan berkelanjutan, tidak hanya momen-momen di awal saja., "hangat-hangat tahi ayam" tapi benar-benar menjadi budaya di setiap perilaku keseharian kita. Kalau tidak kita mulai dari sekarang, kapan lagi. Kalau tidak kita yang memulai, siapa lagi.

Spada hiaju ! Spada sehat ! Spada berkarakter ! Dirgahayu Spada kelima, teruslah mengukir prestasi..



 


11 komentar:

Suparno Muhammad mengatakan...

Hebat luar biasa, berkaryalah tiada henti

Noorlanyati mengatakan...

Terima kasih suportnya..🙏

Moodtiara's Story mengatakan...

Spirit Spada 5 luar biasa
Bu Nur semakin di depan

Noorlanyati mengatakan...

Ada momen, sayang kl tdk diabadikan. Terima kasih kunjungannya

Latif mengatakan...

Pelopor literasi blog spada

Noorlanyati mengatakan...

Terima kasih imam besar

rahajengintan mengatakan...

Mantap bu
👍👍👍

Unknown mengatakan...

Hebat hebat tetap semangat fokus dalam berkarya tanpa henti semangat bu Noor

Cakinin mengatakan...

Selamat Bu Noor. alhamdulilah dapat istilah baru.

Cakinin mengatakan...

Selamat Bu Noor. alhamdulilah dapat istilah baru.

Aswin Anwar mengatakan...

sangat bermamfaat bu

Posting Komentar

Mampukah Aku Menghadapinya

 Mampukah Aku Menghadapinya Siang itu aku begitu malas untuk mengajar. Hari-hari rasanya begitu aneh. Begitu meresahkan. Menyebalkan. Membua...