Jumat, 04 September 2020

Cerita tentang sebotol air mineral



Sudah menjadi kebiasaan di sekolah kami bahwa di setiap pagi sebelum memulai aktivitas,  kepala sekolah selalu mengajak kami  untuk 'briefing'. Tepat pukul 07.00  wib ini briefing sudah dimulai. Beberapa guru ada yang terlambat dan ini tentu saja akan ditegur oleh kepala sekolah,  mengapa terlambat. 

Pembiasaan mengikuti briefing pagi memang sudah menjadi rutinitas yang wajib diikuti semua guru,  karena ini salah satu bentuk mendisiplinkan guru datang tepat waktu ke sekolah.  

Dalam briefing sebenarnya banyak memberi manfaat bagi guru dan tenaga pendidik di sekolah kami. Selain bentuk kedisiplinan,  kepala sekolah juga menyampaikan informasi tentang hal-hal apa yang saja yang berkaitan dengan kegiatan sekolah pada hari itu atau rencana kegiatan hari mendatang, info-info kedinasan, yang terkait dengan siswa atau terkadang diselipkan motivasi dan narasi keagamaan. Tentu saja dikemas dengan santun dan bersahaja sehingga tidak terkesan menggurui 'guru-guru' di sekolah kami. Inilah yang patut diacungi jempol bahwa kepala sekolah kami memang seorang yang bisa 'ngemong' orang lain, sosok pribadi seorang pemimpin yang tidak arogan tapi berwibawa,  sehingga kami warga sekolah merasa nyaman belajar dan bekerja di sekolah. 

Seperti briefing pagi ini, kepala sekolah menyampaikan nasihat dalam bentuk cerita berikut. Bapak ibu sekalian saya punya sedikit cerita tentang sebotol air mineral. Mari kita simak, apa yang dapat kita ambil pelajaran pagi ini dari cerita  saya. 

Sebotol mineral yang bervolume 600  ml bila kita beli di pedagang asongan atau kios kecil pinggir jalan harganya sekitar 2500 sampai 3000 rupiah. Bila sebotol air mineral tadi kita beli di warung makan atau resto mungkin harganya berkisar 5000 rupiah. Lain pula bila kita berada di bandara, air mineral dengan merk dan volume yang sama, harganya bisa mencapai 10.000 rupiah. Dan bisa jadi harganya 20.000 atau 25.000 rupiah bila kita membelinya di hotel berbintang lima.

Pesan apa yang hendak beliau sampaikan? Sebelum beliau meneruskan ceritanya,  kita diminta untuk merenung, kira-kira di balik cerita tersebut, apa yang bisa kita ambil hikmahnya? Mengapa air kemasan dalam botol harganya melambung tinggi ketika kita membelinya di hotel berbintang? Tentunya jawabnya karena tempatnya. 

Memang benar, tempat/lingkungan akan mempengaruhi harga sebotol air mineral. Demikian juga lingkungan akan mempengaruhi pola pikir seseorang dan akan  membentuk pribadi/karakternya. Jika kita bergaul dengan seorang penjual minyak wangi, dimana setiap hari kita mencium aroma wangi, maka tubuh kitapun akan tercium wangi. Sebaliknya kalau kita bergaul dengan seorang pandai besi, apa yang kita dapatkan? Tubuh kita terasa panas. Bila kita terus berada di dekatnya,  kita yang tidak biasa merasakan panas, akan merasa ikut terbakar. 

Memang benar kata para ulama, bahwa berkumpulah dengan orang yang sholeh (berilmu) maka kita akan mendapatkan ilmu, paling tidak "kecipratan" ilmunya. Artinya, pandai-pandailah kita dalam mencari teman. Bila kita bergaul harus bisa memilah mana yang bisa kita jadikan teman, mana yang harus kita jauhi. Tentunya berteman yang positif yang membawa kebaikan untuk kita. 


3 komentar:

Sumarjiyati mengatakan...

Dan bergabung d grup ini smg bnyk mmberi keharuman...

Noorlanyati mengatakan...

Betul bu kita di sini ketularan ilmu dr orang2 hebat

Sri Widada mengatakan...

Mantap...sangat inspiratif.

Posting Komentar

Mampukah Aku Menghadapinya

 Mampukah Aku Menghadapinya Siang itu aku begitu malas untuk mengajar. Hari-hari rasanya begitu aneh. Begitu meresahkan. Menyebalkan. Membua...