Selasa, 14 Juni 2022

Beri Aku Waktu (7)


Tiga hari menjalani kemoterapi di RS Karyadi dijalani Budi seperti biasanya. Teman-teman kantor, teman sekolah SD dan SMP dulu juga menjenguknya. Memang Budi adalah orang yang periang dan ramah, sehingga dia memiliki banyak teman.

Budi anak yang mudah bergaul dan ringan tangan untuk membantu teman yang membutuhkan bantuannya. Dia tidak memandang usia dan kedudukan, apa pekerjaannya, si kaya atau orang tidak punya semua berteman baik dengannya. Satu keyakinannya, bisa membantu orang lain bisa membuatnya bahagia. Budi tidak memaksa untuk membalas kebaikan yang dia berikan. Bila ada orang  yang meminjam uang padanya, kapan pun  dan berapa pun dia dibayar dia akan terima. Bahkan terkadang dia mengikhlaskan bila peminjam tak membayarnya. Dia berkeyakinan,  ketika kita menolong seseorang jangan terlalu berharap orang tersebut akan balik membalas menolong kita. Kita harus ikhlas, karena dimanapun dan kapanpun ketika kita membutuhkan pertolongan orang lain, bisa jadi yang menolong kita adalah orang lain yang tidak kita kenal. 

Budi anak yang taat menjalankan ajaran agama yang dianutnya. Dia rajin beribadah, sholat lima waktu tak pernah dia tinggalkan. Sesibuk apapun dia selalu berusaha untuk sholat di awal waktu. Karena baginya sholat adalah kebutuhan manusia, bukan sekear menjalankan kewajiban, tetapi lebih dari itu sholat adalah panggilan dari Allah, dimana kita dipanggil oleh Sang Pemilik sesegera mungkin datang dan bersujud menghadapNya dan tak perlu menundanya. Dengan menundanya berarti kita lebih mementingkan urusan dunia daripada menuju kebahagiaan bertemu dengan Sang Pemilik alam raya. Berusaha menggapai urusan akhirat maka urusan duniapun akan tercapai juga. Ibaratnya dunia adalah tempat kita singgah sebentar sekedar minum sedangkan akhirat adalah negeri yang kita tuju selamanya. 

Tiga hari menjalani kemoterapi di RS Karyadi sudah menjadi makanan kesehariannya. Dia selalu siap bila dokter sudah menjadwalkannya untuk kemo. Kata dokter kita berusaha melawan penyakit, memperlambat pertumbuhan sel-sel kanker dengan melakukan kemoterapi, namun semua takdir dan kesembuhan ada di tangan Allah SWT. Meski sudah dikatakan terlambat karena sudah mencapai stadium empat, namun teruslah berdoa memohon diberi kekuatan dan mukjizat dari Sang Khaliq. Tidak ada yang mustahil bila Allah sudah berkehendak maka apapun yang kita rasa tidak mungkin, amatlah mudah bagi Allah.


1 komentar:

Rohati mengatakan...

Tetab tabah ya Budi..salam literasi Bu Noor

Posting Komentar

Mampukah Aku Menghadapinya

 Mampukah Aku Menghadapinya Siang itu aku begitu malas untuk mengajar. Hari-hari rasanya begitu aneh. Begitu meresahkan. Menyebalkan. Membua...