Sabtu, 15 Januari 2022

Ujian Lima Tahun Perkawinan (15)

 


Suka duka menjadi guru honorer dengan gaji yang minim hanya cukup untuk membeli susu anakku. Kebutuhan lain dan makan sehari-hari aku mengharap ada sisa dari  uang setoran dari angkot yang dijalankan Mas Aro. Namun setiap hari uang dari naik angkot tidak cukup menutup setoran. Akhirnya mau tidak mau angkot bersama rekom trayek Tlogosari-Johar diambil alih bapak, dan dijual, daripada kami harus menanggung hutang untuk menutup setoran. Meski  bapak harus merelakan angkot itu dijual dengan harga murah, karena memang pasaran trayek itu semakin lama semakin sepi. Bagi yang tidak punya hutang di bank dan tidak bayar setoran, masih cukup penghasilan 100 ribu per hari. Tapi tidak bagi yang mobil angkotnya masih kredit.

Tapi Alhamdulillah, ada tetangga yang membutuhkan jasa Mas Aro sebagai driver pocokan pada kegiatan kampus LPMP Undip. Meski tidak setiap hari ada kegiatan kampus, paling tidak dua minggu sekali ada, dan pendapatannya cukup lumayan karena sering bertugas di luar kota. Apalagi bila tidak hanya sebagai driver tapi juga membantu sebagai tenaga ‘serabutan’ akan ditambah dengan tips. Aku berharap semoga rezeki yang didapatkan Mas Aro meski ada,  cukuplah untuk menyambung perekonomian keluarga tanpa harus terbebani hutang. Dan harapanku yang lain, semoga salah satu dari kita, aku atau Mas Aro memiliki pekerjaan tetap.

Sedikit demi sedikit sisa uang belanja bulanan aku tabung untuk bisa melunasi pinjaman Bu Widya. Meski Bu Widya tidak pernah menagih ke kami, tapi hutang harus tetap kami bayar. Aku tidak mau kebaikan Bu Widya aku sepelekan. Karena melunasi hutang secepatnya adalah targetku. Semakin cepat tentu semakin baik, sehingga aku bisa memikirkan kebutuhan yang lain, apalagi Alif kini sudah kelas tiga SD dan Huda tahun depan sudah mulai masuk TK.

Atas saran seseorang, kami dianjurkan untuk ‘membangun nikah’ atas segala apa yang sudah menimpa rumah tangga kami. Membangun nikah atau nikah ulang dimaksudkan untuk mengucapkan ijab qobul lagi dengan tujuan memperbaiki hubungan pasutri keduanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mampukah Aku Menghadapinya

 Mampukah Aku Menghadapinya Siang itu aku begitu malas untuk mengajar. Hari-hari rasanya begitu aneh. Begitu meresahkan. Menyebalkan. Membua...