Minggu, 22 Agustus 2021

Belum Puas...Mewarnai Duniaku

     Di perjalanan lebih dari setengah abad...rasanya baru setitik aku menorehkan tinta, menggoreskan pena, menulis apa yang bisa aku tulis, merekam apa yang ada dalam pikiranku menjadi kata yang mewakili benakku. Rasanya tak mungkin semua terucap, terungkap lewat tulisan, meski sudah mencoba untuk menuang semuanya. Tapi biarlah..meski tak tak tuntas, setidaknya aku pernah ada lewat apa yang kutulis. Meski mungkin tak seindah penyair atau pujangga, meski tak serenyah bak keripik singkong, namun tak terlambat bila diri ini ingin berbagi, ingin buktikan bahwa sebenarnya diri mampu dan bisa memberi sedikit kisah atau pengalaman hidup yang akan menjadi "legacy" untuk anak cucu nantinya. Dan alangkah bahagianya bila tulisan ini menjadi musahabah untuk mereka.Meski bukan ulama, hanya seorang guru..tak apalah. Semoga ilmu yang telah aku tanam menjadi buah dan berkembang menjadi ladang amal buat akhiratku kelak. Amin.

    Tergelitik, tertantang, penasaran, mengapa tidak ikutan ajang menulis 40 hari. Ini kesempatan yang mungkin tak terulang lagi. Menulis dengan tema Karena Menulis Aku Ada sungguh pas dan sayang terlewatkan. Apalagi sudah pernah ikut tantangan Lomba Blog 28 hari. Wah...sayang kalau gak ikutan. Yang penting tulis aja, tak usah menunggu ide masuk, tak usah ragu, tulis aja apa yang ada di depanku, keseharian apa yang kulalui, di rumah, di tempat kerja, di perjalanan, atau bisa juga catatan kecil saat bercanda dengan keluargaku. Toh tak akan ada yang protes. Anggap saja ini diary gratis yang bisa setiap saat kuwarnai halaman demi halaman, lembar demi lembar ..yang nantinya terwujud "mahkota" buku untukku. 

Akhirnya, meski sedikit terlambat kuputuskan tekad ikutan ajang ini. Sambil menyelam minum air..pikirku. Ingin membuat buku tentang perjalanan hidup yang sudah memasuki usia setengah abad, belum juga menuliskannya dalam buku biografi. Andai apa yang menjadi obsesiku, menulis autobigrafi..mungkin akan membawa makna dan rasa mendalam yang tak ternilai...bagaimana mengarugi sekian waktu perjalanan, suka duka, meraih cita dan cinta...yang mungkin sepele bagi orang lain, tapi tidak bagi aku. Karena ini hidup aku, aku yang mewarnainya...meski belum puas pada apa yang telah kudapatkan, apa yang telah kuraih, setidaknya aku cukup berbangga dan mempersembahkah yang terbaik yang bisa kulakukan untuk duniaku.

    Pepatah "Belajar sepanjang hayat" wajib kuimplementasikan. Tak hanya sebatas embel-embel yang mungkin bertujuan agar keren semata, tapi ini akan memotivasi diri untuk melakukannya. Dan rasanya akan menipu diri sendiri bila bermalas-malas dalam hidup, mensia-siakan waktu. Karena waktu tak mungkin berjalan mundur. Karena waktu akan dipertanggujwabkan kelak oleh Sang Pemberi Waktu. Karena waktu adalah uang yang akan membawa kebahagiaan bila kita punya banyak waktu yang tak terbuang, dan padat akan semua tindakan kebaikan. Setiap detik yang berlalu semoga memberi catatan amal yang baik ...karena besok semua akan diputar kembali rekaman video kehidupan selama di dunia, dengan lengkap tak terlewat sedikitpun oleh Sang Maha Pemberi Kehidupan.

    Aku belum puas pada apa yang telah kuraih, pada apa yang telah kudapat, pada apa yang telah kubuat, pada duniaku. Aku ingin lebih  bisa melakukan sesuatu untuk mewarnai hidupku...sesuatu yang berkesan dan memuaskan...Namun saat ini aku belum puas...aku masih ingin mewarnainya, mencoretnya, melampiaskan nafsuku...geloraku lewat literasi, lewat narasi. Menulis dan belajar tentang apa saja yang ingin aku tulis dan ingin aku tahu. 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mampukah Aku Menghadapinya

 Mampukah Aku Menghadapinya Siang itu aku begitu malas untuk mengajar. Hari-hari rasanya begitu aneh. Begitu meresahkan. Menyebalkan. Membua...