Masa pandemi ini berdampak yang luar biasa terhadap semua sektor, tak terkecuali sektor pendidikan. Kebijakan social distancing dan physical distancing mengubah pendidikan yang semula tatap muka menjadi daring sehingga KBM dilakukan secara PJJ atau belajar dari rumah (BDR).
Hal ini tentu menimbulkan persoalan baru dalam dunia pendidikan dimana
guru dituntut untuk bisa memberi pelayanan pembelajaran secara maksimal, dan siswa mengikuti BDR.
Sementara orang tua harus memantau BDR ini dengan menyediakan segala
fasilitas dan finansialnya. Sehingga antara guru, siswa dan orang tua harus
bersinergi demi keberlangsungan BDR ini. Like and dislike guru
harus mempersiapkan materi daring dan harus meningkatkan
kompetensinya agar tercipta pembelajaran daring yang efektif dan menyenangkan.
Banyak aplikasi pembelajaran yang bisa dipilih untuk pembelajaran
daring, misalnya bisa menggunakan WAG (WhatsApp Grup), Google (G-Classroom, G
Meet, G Sheet, G Document. G Slide), Microsoft (M-Teams, M-Form, Sway) Blog,
Zoom, Youtube yang bisa dikombinasikan satu sama lain untuk saling melengkapi.
Tentunya masing-masing aplikasi ada kekurangan dan kelebihannya. Tugas guru menciptakan
bagaimana mengombinasikan beberapa aplikasi dalam satu moda pembelajaran agar
menarik dan menyenangkan, interaktif, efektif
sehingga tidak membosankan. Di sisi lain materi pembelajaran
tersampaikan, dan tujuan pembelajaran atau kompetensinya tercapai.
Berikut ini beberapa tips yang dapat
dipakai sebagai referensi saat kita melaksanakan pembelajaran daring :
1. Mengombinasikan beberapa
aplikasi dalam satu moda pembelajaran. Misalnya,
Ø aplikasi Zoom
didalamnya ditautkan video pembelajaran dan materi dalam bentuk power point
(PPt). Zoom dilakukan di awal saat membuka pelajaran atau mengabsen kehadiran
siswa, jadi tidak terlalu memakan kuota, usahakan maksimal 15 menit. Siswa
diminta untuk mencatat materi yang ditayangkan dalam buku catatan, sehingga
saat ulangan atau evaluasi, siswa belajar dari buku catatannya. Video
pembelajaran dan PPt dapat kita buat sendiri atau googling. Jangan lupa pada
saat kita zoom meeting siswa sudah siap di depan layar, berpakaian seragam dan
tepat waktu, sebagai bentuk kedisiplinan dan tanggung jawab. Jadi di sini
sekaligus kita bisa menilai karakter siswa dan menyampaikan apa saja yang harus
dilakukan siswa terkait dengan materi
yang akan ditayangkan.
Ø WhatsApp yang
didalamnya kita sisipkan video dan PPt bisa ditambah voice dari penjelasan
kita. Sebagai bukti partisipasi siswa, kita buat daftar hadir dengan
menggunakan Google Document. Evaluasi atau kuis dapat menggunakan Google
Document. Ini lebih simpel dan tidak
banyak memakan kuota internet.
Ø Google Classroom (GCR) yang didalamnya kita tautkan materi atau
PPt, video pembelajaran dan kuis atau evaluasi. PPt dan video bisa kita unggah
dari Google Drive kita atau browsing dari youtube. Pada GCR kita bisa memantau
berapa persen dari siswa yang aktif melakukan tugas sehingga kita tidak perlu
membuat daftar hadir karena sudah terekam otomatis.
Ø Microsoft Teams yang didalamnya ditautkan materi atau PPt,
video pembelajaran dan kuis atau evaluasi. PPt dan video bisa kita unggah dari
One Drive kita atau browsing dari youtube. Microsoft Teams ini hampir sama
dengan Google Classroom.
2. Sebelum masuk ke materi pelajaran kita awali dengan kalimat
pembuka yang bisa berisikan salam, menanyakan kabar, menanyakan materi
sebelumnya atau materi yang belum dipahami, atau kalimat persuasif untuk
mendorong semangat belajar siswa. Hal yang biasa kita lakukan saat tatap muka, kita
lakukan saat pembelajaran daring, meski hanya lewat tulisan kecuali kalau kita
pakai vidcon (video conference). Mengapa demikian ? Dengan memberi salam
setidaknya ada komunikasi verbal antara siswa dan guru, sehingga siswa merasa mendapat
perhatian, pengarahan dan mereka merasa
bahwa guru tidak melepas dan membiarkan mereka berjalan sendiri, harus memahami
materi sendiri, tapi tetap dalam pendampingan guru. Demikian juga saat menutup
pelajaran, kita ucapkan terima kasih atas perhatian dan keaktifan siswa dalam
mengikuti pembelajaran daring, dan berharap senang serta mudah dalam memahami
materi yang disampaikan. Bila menemui kesulitan diperbolehkan untuk bertanya di
forum sehingga siswa yang lain bisa mengikuti juga. Memang ini sedikit merepotkan
dan kita harus meluangkan waktu, tapi ini efektif agar prosentase ketuntasan
belajar siswa lebih besar.
3. Beri apresiasi dan nilai pada tugas yang dikirim siswa. Hal ini
menunjukan bahwa kita membaca dan mengoreksinya. Kita posting nilainya di grup
kelas, sehingga siswa akan antusias dalam mengirim tugas dan tahu akan kesalahannya.
Bagi siswa yang tidak mengirim tugas tentu tidak punya nilai tugas dan malu. Ini
mendorong siswa untuk terus semangat mengikuti pelajaran kita.
4. Komunikasi dengan wali kelas dan orang tua siswa saat menemui kendala
dalam daring. Misalnya kenapa anak tidak mengumpulkan tugas atau absen dalam
pelajaran kita. Ternyata setelah ditelusuri, ada berbagai penyebabnya, tidak
punya Hp, Hp eror atau lemot, kuota habis, tidak ada sinyal, tidak bisa buka aplikasi,
tidak bisa upload tugas dan sebagainya. Nah...di sini kita dituntut kearifan
dan toleransi dalam memberikan solusi. Kita pilih cara yang lain, yang dapat
dijangkau siswa agar tetap bisa mengikuti pelajaran dan punya nilai
seperti siswa lainnya.
Demikian langkah-langkah
pembelajaran daring yang bisa kita terapkan demi keberlangsungan dan
ketercapaian materi pelajaran kita. Semoga bermanfaat dan tetap semangat .
5 komentar:
peserta lomba blog hut kemerdekaan ri nomor 54
Mantap bu,hampir sama kita.
Terima kasih. Ibu linknya yg mana?
Terima kasih. Ibu linknya yg mana?
mantap untuk metode pembelajaran daringnya
Posting Komentar