Malam ini sehabis sholat Maghrib seperti biasa anak-anak dan
suami santai di ruang tengah. Sambil menyiapkan laptop untuk mulai menulis, aku
buka WAG Belajar Menulis Gelombang 13 di handphone. Wow..ternyata sudah puluhan
chat berderet yang belum kubuka. Acara kuliah online belum dimulai, tapi Omjay
sebagai motor penggerak di grup sudah mulai menayangkan profil narsum malam ini. Dan teman-teman grup
lainnya saling posting tulisan mereka, saling minta berkunjung atau ucapan
terima kasih. Waaah...sungguh luar biasa semangatnya.
Narsum kuliah malam ini adalah seorang direktur Penerbit
Andi Yogyakarta. Tentu saja ini beliau akan memaparkan seluk beluk dan
pengalamannya di dunia penerbitan. Tentu banyak ilmu yang akan disampaikan. Mau
tahu...inilah resumenya. Silakan disimak, semoga bermanfaat.
MMalam ini beliau akan
menyampaikan materi tentang :
1. Writing preneurship/menulis buku yang diterima penerbit
2. Menulis buku ajar
3. Teknis menulis buku
- Orientasi pada
profit
- Nirlaba (CSR/pengabdian)
- Branding/promosi
- Memenuhi regulasi/akreditasi.
Pembaca adalah pasar dan merupakan pembeli dari buku-buku kita. Sedangkan pelaku industri adalah penerbit, penyalur dan penulis. Jika satu buku dianggap satu proyek ekonomi. Siapa yang dianggap paling beruntung dalam menerbitkan buku? Jika jawabannya adalah penerbit, itu adalah salah. Rumusnya begini, jika harga buku 100 ribu, maka toko buku itu sudah mendapat 30 ribu atau 30 % nya dan penulis 10 ribu atau 10 % nya. Sisanya adalah penerbit. Mengapa penerbit lebih besar?
Sebenarnya penerbit
hanya mendapat 2-3 % saja, setelah dikurangi dengan ongkos produksi, promosi,
dan biaya-biaya lain. Jadi penerbit adalah yang paling kecil. Tapi mengapa
penerbit bisa bertahan dan tetap berdiri? Karena meski kecil tapi pengalinya
besar.Tapi, jika buku tidak laku, siapa yang menanggung kerugian? Penerbit,
karena penulis hanya mendapat royalti saja. Itulah kenapa penerbit berhak
menolak sebuah buku agar tidak diproduksi, bila tidak laku untuk dijual.
Lalu bagaimana agar
suatu naskah layak diterbitkan jadi sebuah buku ? Langkahnya adalah sebagai
berikut :
- Naskah dikirim ke penerbit. Penerbit m Sebenarnya penerbit hanya mendapat 2-3 % saja, setelah dikurangi dengan ongkos produksi, promosi, dan biaya-biaya lain. Jadi penerbit adalah yang paling kecil. Tapi mengapa penerbit bisa bertahan dan tetap berdiri? Karena meski kecil tapi pengalinya besar.Tapi, jika buku tidak laku, siapa yang menanggung kerugian? Penerbit, karena penulis hanya mendapat royalti saja. Itulah kenapa penerbit berhak menolak sebuah buku agar tidak diproduksi, bila tidak laku untuk dijual.
Lalu bagaimana agar suatu naskah layak diterbitkan jadi sebuah buku ? Langkahnya adalah sebagai berikut :
- Naskah dikirim ke penerbit. Penerbit menilai/mereview apakah naskah tersebut dijadikan buku atau tidak oleh editor. Karena memang tujuan dari penerbit adalah ekonomi.
- Setelah naskah dinilai dan diputuskan layak untuk dibukukan, maka akan diminta soft copynya. Bisa dikirim lewat email. Tapi sebaiknya dicetak (tidak harus lengkap Bab 1 sampai Bab terakhir) berupa : daftar isi lengkap, biodata penulis, sinopsis. Mengapa harus dicetak ? agar tidak diklaim milik orang lain.
- Menandatangani surat perjanjian.
- Dikirim ke penerbit untuk dilakukan proses edit, setting, cetak buku.
- Naskah dikirim ke penerbit. Penerbit menilai/mereview apakah naskah tersebut dijadikan buku atau tidak oleh editor. Karena memang tujuan dari penerbit adalah ekonomi.
Penerbit tidak pernah menolak
naskah untuk tidak diterbitkan dengan alasan editorial yang buruk, titik koma
yang salah dan sejenisnya. Kenapa? Karena penerbit punya banyak editor. Di
Penerbit Andi ada sekitar 60 orang editor yang ahli bahasa. Penlis akan bertanya,
kenapa naskah saya lebih enak dibaca? Ya, tentu saja setelah dibetulkan oleh
editor.
Yang kedua, judul dari
penulis aka dimodifikasi oleh penerbit supaya laku. Judul harus menarik dan
membangkitkan minat baca. Karena judul, cover, sinposis sangat penting untuk
menjual buku. Bagi pembaca ketika akan membeli buku, tidak mungkin dia membaca
seluruh isi buku, terlebih bila buku dlam segel. Maka dia akan melihat tampilan
dari buku itu dan sinopsisnya.
Sebelum proses cetak,
penerbit akan mencetak satu buku ke penulis sebagai profiks atau koreksi akhir.
Sehingga ketika dicetak oleh penerbit tidak ada kesalahan fatal, lalu dibuatkan
plat untuk membuat cetakan secara masif di mesin pencetak.
- Memiliki visi misi yang jelas
- Memiliki business core lini produk tertentu
- Memiliki pengalaman sebagai penerbit
- Memiliki jaringan pemasaran
- Memiliki percetakan sendiri
- Keberanian mencetak dalam jumlah eksemplar
- Memiliki kejujuran dalam pembayaran royalti..
Apa yang diperoleh
penulis? Bagi seorang penulis, membuat naskah dan mencetak menjadi buku, tentu
mempunyai tujuan. Dan, masing-masing penulis memiliki tujuan yang berbeda.
Namun tujuan dapat dikelompokan menjadi :
- Peningkatan finansial/ keuangan, yaitu mendapat royalti, pemberian diskon
langsung, undangan seminar mengajar.
- Karir. Adanya kebutuhan status peningkatan jabatan, peluang karir di
instansi
- Kebutuhan batin. Memiliki nama (terkenal) dan dikenang sepanjang
masa
- Reputasi. Buku sebagai karya yang terpublikasi akan meningkatkan
reputasi penulisnya.
Bagaimana dengan
naskah yang tidak bisa dibukukan oleh penerbit? Perhatikan gambaran sebagai
berikut :
Dari keempat kudran diatas, yang paling bagus adalah “tema populer
ditulis oleh penulis populer”. Ini tentu akan meningkatkan oplah dari buku dan
penerbit bisa mencetak hingga berulang kali. Bagi seorang penulis pemula
disarankan dalam membuat naskah mengambil tema populer karena penulis belum
populer.
Sebelum narasumber menutup kuliahnya, beliau berpesan “Segeralah menulis dan kirim ke penerbit. Karena
dengan mengirim naskah ke penerbit, kita akan banyak belajar”. Bagaimana
sahabat guru yang hebat, sudahkah kita menulis naskah yang siap untuk dijual??
12 komentar:
siip, materi yg sangat saya butuhkan smg bermanfaat, terima kasih
Mantap bun... Ayo..menulis dan menulis... Salam literasi...
Mampir juga ya di aisah1969.blogspot.com
Semoga bermanfaat.
Siap bunda...
Siip bund....
Keceeeh badai tulisannya niih
Keren https://suryanmasrin86.blogspot.com/2020/07/writing-preneurship-penulis-idealis-vs.html
Mntpp bu
Mantap resumenya
Sipp Bu...bs nambah wawasan kita
bagus bu... joss
Keren Bu
Posting Komentar