Jumat, 10 Juli 2020

YUUK..KIRIM NASKAH KE PENERBIT ANDY

   Gambar
YUUK..KIRIM NASKAH KE PENERBIT ANDY           

Malam ini sehabis sholat Maghrib seperti biasa anak-anak dan suami santai di ruang tengah. Sambil menyiapkan laptop untuk mulai menulis, aku buka WAG Belajar Menulis Gelombang 13 di handphone. Wow..ternyata sudah puluhan chat berderet yang belum kubuka. Acara kuliah online belum dimulai, tapi Omjay sebagai motor penggerak di grup sudah mulai menayangkan  profil narsum malam ini. Dan teman-teman grup lainnya saling posting tulisan mereka, saling minta berkunjung atau ucapan terima kasih. Waaah...sungguh luar biasa semangatnya.

Narsum kuliah malam ini adalah seorang direktur Penerbit Andi Yogyakarta. Tentu saja ini beliau akan memaparkan seluk beluk dan pengalamannya di dunia penerbitan. Tentu banyak ilmu yang akan disampaikan. Mau tahu...inilah resumenya. Silakan disimak, semoga bermanfaat.

MMalam ini beliau akan menyampaikan materi tentang :

1.  Writing preneurship/menulis buku yang diterima  penerbit 

2.  Menulis buku ajar 

3.  Teknis menulis buku


Bagi seorang penulis menulis buku mempunyai tujuan. Diantaranya, seperti yang ada di samping ini. Nah kita berada di posisi manakah ? Tujuan menulis dapat dibedakan sebagai berikut : 

  1. Orientasi pada profit
  2. Nirlaba (CSR/pengabdian)
  3. Branding/promosi
  4. Memenuhi regulasi/akreditasi.

          Pembaca adalah pasar dan merupakan pembeli dari buku-buku kita. Sedangkan pelaku industri adalah penerbit, penyalur dan penulis. Jika satu buku dianggap satu proyek ekonomi. Siapa yang dianggap paling beruntung dalam menerbitkan buku? Jika jawabannya adalah penerbit, itu adalah salah. Rumusnya begini, jika harga buku 100 ribu, maka toko buku itu sudah mendapat 30 ribu atau 30 % nya dan penulis 10 ribu atau 10 % nya. Sisanya adalah penerbit. Mengapa penerbit lebih besar?

Sebenarnya penerbit hanya mendapat 2-3 % saja, setelah dikurangi dengan ongkos produksi, promosi, dan biaya-biaya lain. Jadi penerbit adalah yang paling kecil. Tapi mengapa penerbit bisa bertahan dan tetap berdiri? Karena meski kecil tapi pengalinya besar.Tapi, jika buku tidak laku, siapa yang menanggung kerugian? Penerbit, karena penulis hanya mendapat royalti saja. Itulah kenapa penerbit berhak menolak sebuah buku agar tidak diproduksi, bila tidak laku untuk dijual.

Lalu bagaimana agar suatu naskah layak diterbitkan jadi sebuah buku ? Langkahnya adalah sebagai berikut :

  1. Naskah dikirim ke penerbit. Penerbit m Sebenarnya penerbit hanya mendapat 2-3 % saja, setelah dikurangi dengan ongkos produksi, promosi, dan biaya-biaya lain. Jadi penerbit adalah yang paling kecil. Tapi mengapa penerbit bisa bertahan dan tetap berdiri? Karena meski kecil tapi pengalinya besar.Tapi, jika buku tidak laku, siapa yang menanggung kerugian? Penerbit, karena penulis hanya mendapat royalti saja. Itulah kenapa penerbit berhak menolak sebuah buku agar tidak diproduksi, bila tidak laku untuk dijual.

    Lalu bagaimana agar suatu naskah layak diterbitkan jadi sebuah buku ? Langkahnya adalah sebagai berikut :

    1. Naskah dikirim ke penerbit. Penerbit menilai/mereview apakah naskah tersebut dijadikan buku atau tidak oleh editor. Karena memang tujuan dari penerbit adalah ekonomi.
    2. Setelah naskah dinilai dan diputuskan layak untuk dibukukan, maka akan diminta soft copynya. Bisa dikirim lewat email. Tapi sebaiknya dicetak (tidak harus lengkap Bab 1 sampai Bab terakhir) berupa : daftar isi lengkap, biodata penulis, sinopsis. Mengapa harus dicetak ? agar tidak diklaim milik orang lain.
    3. Menandatangani surat perjanjian.
    4. Dikirim ke penerbit untuk dilakukan proses edit, setting, cetak buku. 

 Proses Editing dan Setting

Penerbit tidak pernah menolak naskah untuk tidak diterbitkan dengan alasan editorial yang buruk, titik koma yang salah dan sejenisnya. Kenapa? Karena penerbit punya banyak editor. Di Penerbit Andi ada sekitar 60 orang editor yang ahli bahasa. Penlis akan bertanya, kenapa naskah saya lebih enak dibaca? Ya, tentu saja setelah dibetulkan oleh editor.

Yang kedua, judul dari penulis aka dimodifikasi oleh penerbit supaya laku. Judul harus menarik dan membangkitkan minat baca. Karena judul, cover, sinposis sangat penting untuk menjual buku. Bagi pembaca ketika akan membeli buku, tidak mungkin dia membaca seluruh isi buku, terlebih bila buku dlam segel. Maka dia akan melihat tampilan dari buku itu dan sinopsisnya.

Sebelum proses cetak, penerbit akan mencetak satu buku ke penulis sebagai profiks atau koreksi akhir. Sehingga ketika dicetak oleh penerbit tidak ada kesalahan fatal, lalu dibuatkan plat untuk membuat cetakan secara masif di mesin pencetak.

 Ciri-ciri penerbit yang baik

  1. Memiliki visi misi yang jelas
  2. Memiliki business core lini produk tertentu
  3. Memiliki pengalaman sebagai penerbit
  4. Memiliki jaringan pemasaran
  5. Memiliki percetakan sendiri
  6. Keberanian mencetak dalam jumlah eksemplar
  7. Memiliki kejujuran dalam pembayaran royalti..

Apa yang diperoleh penulis? Bagi seorang penulis, membuat naskah dan mencetak menjadi buku, tentu mempunyai tujuan. Dan, masing-masing penulis memiliki tujuan yang berbeda. Namun tujuan dapat dikelompokan menjadi :

  1. Peningkatan finansial/ keuangan, yaitu mendapat royalti, pemberian diskon langsung, undangan seminar mengajar.
  2. Karir. Adanya kebutuhan status peningkatan jabatan, peluang karir di instansi
  3. Kebutuhan batin. Memiliki nama (terkenal) dan dikenang sepanjang masa
  4. Reputasi. Buku sebagai karya yang terpublikasi akan meningkatkan reputasi penulisnya.

Bagaimana dengan naskah yang tidak bisa dibukukan oleh penerbit? Perhatikan gambaran sebagai berikut :


Dari keempat kudran diatas, yang paling bagus adalah “tema populer ditulis oleh penulis populer”. Ini tentu akan meningkatkan oplah dari buku dan penerbit bisa mencetak hingga berulang kali. Bagi seorang penulis pemula disarankan dalam membuat naskah mengambil tema populer karena penulis belum populer.

Sebelum narasumber menutup kuliahnya, beliau berpesan  “Segeralah menulis dan kirim ke penerbit. Karena dengan mengirim naskah ke penerbit, kita akan banyak belajar”. Bagaimana sahabat guru yang hebat, sudahkah kita menulis naskah yang siap untuk dijual??

 


12 komentar:

Unknown mengatakan...

siip, materi yg sangat saya butuhkan smg bermanfaat, terima kasih

siti aisah mengatakan...

Mantap bun... Ayo..menulis dan menulis... Salam literasi...
Mampir juga ya di aisah1969.blogspot.com

Noorlanyati mengatakan...

Semoga bermanfaat.

Noorlanyati mengatakan...

Siap bunda...

zanie kwik kwik mengatakan...

Siip bund....

Sofinazen mengatakan...

Keceeeh badai tulisannya niih

Suryan Masrin mengatakan...

Keren https://suryanmasrin86.blogspot.com/2020/07/writing-preneurship-penulis-idealis-vs.html

I Nengah Suradnya mengatakan...

Mntpp bu

Fuyi Yanti Pimae mengatakan...

Mantap resumenya

NarioKtwKta mengatakan...

Sipp Bu...bs nambah wawasan kita

enikar mengatakan...

bagus bu... joss

Juni Marlinda Rambe mengatakan...

Keren Bu

Posting Komentar

Mampukah Aku Menghadapinya

 Mampukah Aku Menghadapinya Siang itu aku begitu malas untuk mengajar. Hari-hari rasanya begitu aneh. Begitu meresahkan. Menyebalkan. Membua...